CISV Jalin Persahabatan RI-Prancis Lewat Remaja

Jumat, 15 Juli 2011 – 15:21 WIB
JAKARTA - Enam siswa-siswi SMP yang berasal dari Jakarta, Depok dan Serpong baru saja kembali dari PrancisMereka berangkat ke sana 19 Juni lalu dan baru kembali ke Indonesia 14 Juli malam

BACA JUGA: Gedung SDN 07 Makasar Rawan Ambruk

Keenam siswa SMP itu, Ayasha Kirana (SMPN 115 Jakarta) Qomaruliati Setiawati (SMPN 3 Depok), Kevia Herdhika Anandya (SMPN 115 Jakarta), Gregorius Gerardo (SMP St Laurensia Serpong), Adhtya Galen Hadiwidjaya (SMP Tunas Muda Jakarta), dan Geovan S Widjaya (SMP Tunas Muda Jakarta)
Mereka dibimbing seorang leader, Andris Adhitra.

Keberangkatan mereka ke Prancis, sebagaimana yang diungkap Qomaruliati Setiawati dalam rangka mengikuti program Inter Change yang diselengarakan Children International Summer Village (CISV) di bawah supervisi UNESCO selama hampir satu bulan (24 Juni hingga 14 Juli 2011)

BACA JUGA: SMA Plus Muhammadiyah Resmi Ditutup



"Tapi kami sudah meninggalkan Indonesia sejak 19 Juni lalu
Pelajar lain juga mengikuti program IC CISV ke sejumlah negara seperti Swedia, Jerman, dan San Francisco," kata Qomaruliati, di Depok, Jumat (15/4).

Persiapan di Jakarta dalakukan intensif beberapa bulan sebelum berangkat, termasuk memberikan pemahaman terhadap para orang tua tentang tujuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di Perancis.

Sebelum program resmi diadakan 24 Juni-14 Juli, enam pelajar tersebut berkesempatan mengunjungi kota Paris selama tiga hari dan mengunjungi tempat-tempat wisata favorit, seperti Menara Eifel, katedral Notredame, museum, Disneyland, dan berlayar si sungai Seine di malam hari.

"Kami tinggal terpisah di rumah keluarga sahabat mereka masing-masing di wilayah Selatan Perancis yakni kota Strasbourg

BACA JUGA: Nuh Janji Bereskan 40 Rekening Liar di PTN

Kota dengan infrastruktur dan moda transportasi yang sangat baik dan indahInteraksi intensif di setiap keluarga inilah yang kelak menjadi dasar pemahaman saling pengertian, kerjasama dan akhirnya menjalin persahabatan yang erat antara Indonesia dan Perancis," terangnya Qomaruliati.

Pengakuan Qomaruliati, ini kesempatan yang luar biasa dan sangat berharga buat modal pengalaman kelakSaya tidak akan lupa dengan pengalaman sangat langka iniKarena tinggal dengan keluarga Prancis, saya jadi mengerti kebiasaan keluarga merekaJuga kehidupan remaja di sana, karena kita juga bergaul dengan remaja di sana.

Selain itu katanya, kita juga dapat menikmati kehidupan di kota Strasbourg yang indah, rapi, dan bersih"Saya juga berkesempatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kota Paris.

Pelajar yang akrab disapa Ruli ini menceritakan, program IC France CISV mengantarkannya pada pemahaman yang cukup baik tentang masyarakat, budaya, dan peradaban Perancis“Untung saya belajar bahasa Perancis di CCF Jakarta sehingga lebih mudah mengerti, walaupun komunikasi sehari-hari dengan keluarga dan juga teman remaja di sana dengan bahasa Inggris,” katanya.

Sesuai motto dari organisasi CISV “Building Global Friendship” peserta program diharapkan mampu menjadi bagian dari membangun persahabatan global.

Karena itu, kegiatan selama tinggal dengan keluarga di Perancis dirancang dalam kerangka membangun persahabatan Indonesia-PrancisPelajar dari Indonesia juga harus menampilkan kesenian dan mempresentasikan Indonesia kepada mitra pelajar Perancis dan kelurga serta masyarakat di sana dalam acara yang disebut National NightBahkan untuk konsumsi acara, anak-anak dari Jakarta yang memasak.

Selain itu, kegiatan positif yang tak kalah menarik diadakan di sana adalah minicamp selama tiga hari di Pegunungan Oswahl, mengunjungi katederal, sekolah, dan kampus"Tour ke Europa Park di Jerman menjadi selingan menyenangkan bagi kami, maklum jarak kota Strasbourg di Perancis dengan Jerman hanya satu jam perjalanan dengan bus," tuturnya.

Pada Desember 2011, giliran pelajar Indonesia menerima mitra mereka di sini dan akan tinggal juga hampir satu bulanMereka akan tingal di keluarga-keluarga di Jakarta dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, berbudaya, dan menarik, serta berkunjung ke beberapa kota di Indonesia dengan ditemani pelajar yang baru kembali dari Perancis serta orang tua mereka.

Organisasi CISV didirikan oleh DR Doris Allen setelah Perang Dunia II, tahun 1946Saat ini CISV beroperasi di lebih dari 60 negara dan sejak tahun 1951, lebih dari 190 ribu orang telah berpartisipasi dalam lebih dari 5000 kegiatan internasionalDi Indonesia sendiri sudah beroperasi selama 20 tahunDan yang menarik, konfrensi tahunan CISV internasional akan digelar di Bali, Agustus mendatangKesempatan yang langka dan mungkin baru 50 lagi diadakan di Indonesia, karena bergilir di setiap negara anggota CISV(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditambah, Mahasiswa Penerima Beasiswa di Selandia Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler