Hindari Menggantung Pakaian di Dalam Kamar

Kamis, 18 April 2019 – 13:10 WIB
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar demam berdarah. Foto: Health

jpnn.com - Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus yang paling sering ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tak hanya mengintai di musim hujan, bila lingkungan tempat tinggal Anda terdapat genangan air yang merupakan tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak, demam berdarah bisa saja menghampiri.

Penyebab dan gejala demam berdarah

BACA JUGA: Waspada, Demam Berdarah tak Hanya Menyerang di Musim Hujan

Perlu Anda ketahui, sebenarnya ada empat jenis virus yang dapat menyebabkan demam berdarah. Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia.

Jika dibandingkan dengan data pada 2014 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

BACA JUGA: Kebersihan Faktor Utama Cegah Demam Berdarah

Akibatnya, demam berdarah pun mewabah.

Gejala yang dapat dikeluhkan oleh pasien demam berdarah adalah demam tinggi dengan pola yang khas, yaitu seperti pelana kuda. Kondisi ini ditunjukkan dengan demam yang dirasakan terus menerus selama tiga hari pertama, kemudian demam turun selama tiga hari.

BACA JUGA: Cukupi Kebutuhan Nutrisi untuk Lawan DBD

Pada fase ini, mayoritas orang merasa tenang karena menganggap demam sudah dapat ditangani. Namun sebenarnya, tahap ini merupakan fase kritis yang membutuhkan pemantauan lebih.

Setelah melewati fase tersebut, demam akan kembali naik selama tiga hari.

Selain demam, gejala penyerta yang dapat ditemukan adalah sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, lesu, mual, muntah, ruam pada kulit, serta dapat disertai dengan perdarahan kecil berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah dan mudah lebam.

Mewabah di musim hujan

Demam berdarah sering kali menjadi wabah ketika musim penghujan tiba. Sebab, selama hujan turun terdapat banyak genangan air. Oleh sebab itu, di musim hujan biasanya dilakukan berbagai tindakan pencegahan agar penyebaran virus demam berdarah tidak merajalela.

Berbagai rangkaian program dapat dijalankan sebagai upaya pencegahan untuk memberantas jentik nyamuk. Salah satu program yang paling sering dilakukan adalah 3M yang kini diperbaharui menjadi 3M Plus (3M+), yaitu menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk.

Menguras dilakukan dengan menyikat kemudian menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Selain itu, upaya dilanjutkan dengan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air.

Untuk menghindari gigitan nyamuk dapat digunakan kelambu saat tidur, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.

Selain itu, menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik), memelihara ikan pemakan jentik di bak penampungan air, serta menanam tumbuhan pegusir nyamuk juga perlu dilakukan.

Meskipun wabah demam berdarah lebih sering muncul pada musim penghujan, namun bukan berarti Anda boleh lengah ketika musim hujan berakhir. Sebab, demam berdarah juga bisa menyerang bila kebersihan diri dan lingkungan tidak dijaga dengan baik.(klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HT: Jaga Kebersihan Lingkungan untuk Cegah DBD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler