Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah membuat wartawan terpana saat ia menyemprot para wartawan dengan hand sanitiser untuk menghindari beberapa pertanyaan sulit dalam konferensi pers. KP Thailand PM Prayuth dikecam setelah tiga menterinya dipenjara pekan lalu Ia menjadi kesal ketika wartawan bertanya kepadanya tentang posisi kabinet yang kosong Thailand akan meringankan persyaratan karantina untuk orang asing mulai April
PM Chan-Ocha menjadi frustrasi ketika ditanya tentang daftar calon potensial untuk mengisi posisi kosong di kabinet, Selasa kemarin (09/03).
BACA JUGA: Dicecar Pertanyaan Sulit, PM Thailand Semprotkan Disinfektan ke Wartawan
Ini menyusul tiga menterinya yang dipenjara pekan lalu karena kerusuhan dalam unjuk rasa yang terjadi tujuh tahun lalu.
"Apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan?" katanya sambil berdiri di podium.
BACA JUGA: Kebijakan Baru Thailand Terkait Penanggulangan Covid-19
"Saya tidak tahu, saya belum melihatnya. Bukankah itu sesuatu yang harus lebih dahulu diketahui oleh Perdana Menteri?"
PM Chan-Ocha kemudian meninggalkan podium untuk mengambil sebotol 'hand sanitiser'.
BACA JUGA: Mensos Risma Mengajak Jurnalis Memperkuat Peran Perempuan dalam Pembangunan
Lalu ia berjalan ke arah para jurnalis dan menyemprot mereka sambil memegang masker di depan wajahnya. Video Player failed to load. Video: PM Thailand menyemprot wartawan dengan 'hand... Play
Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume. Video: PM Thailand menyemprot wartawan dengan 'hand sanitiser' ( ABC News )
PM Chan-Ocha, yang juga mantan pemimpin kudeta militer, dikenal kerap melemparkan komentar yang lucu kepada media.
Tetapi terkadang ia juga menyerang wartawan.
Dia kemudian terekam lagi di video berbicara dengan kelompok jurnalis yang sama.
Dia tampak semakin kesal sebelum menyemprot mereka lagi sambil berjalan pergi. Industri pariwisata Thailand yang pernah berkembang pesat telah terdampak pandemi.
ABC News: Steve Sandford
Pada hari Senin, Thailand mengumumkan akan mengurangi masa karantina wajib bagi warga asing yang sudah divaksinasi, dari 14 hari menjadi tujuh hari, mulai bulan depan.
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan industri pariwisata yang sedang kewalahan setelah terimbas pandemi COVID-19.
Menurut Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirankul, vaksinasi harus diberikan dalam kurun waktu tiga bulan sebelum turis melakukan perjalanan.
Turis ke Thailand juga masih akan diminta untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif, setidaknya tiga hari dari hari keberangkatan mereka.
Mereka yang belum divaksinasi, tetapi membawa sertifikat bebas virus corona, akan dikarantina selama 10 hari, katanya.
"Orang asing yang bepergian ke Thailand dengan sertifikat vaksinasi, sesuai dengan persyaratan masing-masing merek vaksin, hanya perlu karantina selama tujuh hari," kata Anutin, mengacu pada dosis yang diperlukan agar vaksinasi efektif. Penari tradisional Thailand di Bangkok mengenakan pelindung wajah untuk membantu mengekang penyebaran COVID-19.
AP: Sakchai Lalit
Thailand, negara dengan populasi hampir 70 juta orang, dinilai sangat efektif dalam menangani pandemi
Dilaporkan hanya 85 orang meninggal akibat virus corona dari 26.441 jumlah kasus, menurut data dari University of Johns Hopkins.
Thailand sempat mengalami lonjakan kasus COVID-19 pada Desember lalu yang memicu beberapa wilayah memberlakukan lockdown.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.
BACA ARTIKEL LAINNYA... ANTIS Dukung Pemulihan Industri Pariwisata Indonesia Lewat Cara ini