Hindari Polemik, SBY Tolak Cawapres Golkar

Kamis, 23 April 2009 – 20:50 WIB

JAKARTA - Wacana yang berkembang bahwa Partai Demokrat tetap meminta Cawapres pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berasal dari Partai Golkar akhirnya terjawabSelain karena Rapimnasus Golkar sudah memastikan Jusuf Kalla sebagai capres beringin, SBY tak mau internal Golkar berpolemik

BACA JUGA: Sultan Tak Incar Cawapres

Itu (polemik) terjadi bila SBY tetap mengambil Cawapres dari tokoh Golkar tanpa melalui mekanisme partai.


“Pak SBY menghormati keputusan dan hak politik Partai Golkar, yang memutuskan Pak JK sebagai Capres dari Partai Golkar melalui rapimnassus
Walau nanti bersaing di Pilpres 2009, tapi itu tidak serta-merta memutus hubungan persaudaraan antara Partai Golkar dan Demokrat,” kata Hayono Isman, anggota Tim 9 Partai Demokrat.


Dengan majunya JK sebagai Capres dari Golkar, apakah SBY tetap maju bersama Cawapres dari Golkar? “Tadi (SBY) ditanya pinisepuh (Partai Golkar)

BACA JUGA: SBY : Hak Politik Golkar Calonkan JK

Mereka bertanya pada Pak SBY, walaupun Partai Golkar sudah memutuskan jadi Capres, apa ada kemungkinan SBY masih menetapkan Cawapres dari Partai Golkar? Cukup lama Pak SBY diam, dan beliau tidak langsung menjawab,” kata Hayono lagi.


”Beliau katakan sekali, sekali lagi Bu, Partai Golkar adalah saudara kita
Pertanyaan ibu dan bapak Pinisepuh akan saya pertimbangkan, karena pinisepuh harus paham akan ada komplikasi politik kalau saya memilih Cawapres dari keluarga besar Partai Golkar

BACA JUGA: NNT Bayar Arbitrase Rp21 Miliar

Komplikasinya apa saya tidak tahu, tidak dielaborasi oleh Pak SBYNamun akan saya perhatikan, itu kata Pak SBY,” lanjut anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu.


Dia menceritakan, bila Golkar dan Demokrat benar-benar lepas 100 persen, ada kekhawatiran dari pinisepuh Golkar yang bertandang menjumpai SBY di Wisma Negara Jakarta sekitar pukul 14.30 Wib, Kamis (23/4)“Karena itu tadi, para pinisepuh tadi khawatir berpisahnya Partai Golkar dan Demokrat ini akan menghadirkan implikasi pada masalah kebangsaanMungkin mereka sangat mengkhawatirkanJadi seperti itulah mereka ketemu Pak SBYMereka meminta penjelasan langsung dari Pak SBY mengapa sampai terjadi kebuntuan politik, kebuntuan negosiasi antara kedua partai,” cetusnya.


Kendati sudah berpisah, lanjut Hayono, pinisepuh Partai Golkar yang bertemu SBY itu tetap menyampaikan sejumlah pesan SBY“Beliau-beliau (pinisepuh Golkar) sampaikan masukan kepada Pak SBY, bahwa demi kepentingan kebangsaan, sebaiknya hubungan kerja kedua partai jangan sampai putus, begitu juga di 2009Tapi saat berbicara dengan Pak SBY, rapimnasus Golkar yang masih berlangsung menetapkan Golkar mencapreskan Pak JK.”


Komplikasi seperti apa yang dikhawatirkan di pemerintahan? “Tidak dielaborasi (oleh SBY), tapi pasti akan (terjadi) komplikasi politik bila beliau (SBY) memilih kader Partai Golkar, tanpa melalui mekanisme partai,” tukasnya.


Hayono menjelaskan, SBY mau mengambil Cawapres dari Golkar bila kandidat itu diusung berdasar mekanisme partai“Beliau tadi katakan, untuk kader Partai Golkar harus dari mekanisme partai, tidak boleh diluar (mekanisme Partai Golkar), karena itu tadi kalau mengambil dari kader Golkar tanpa mekanisme partai, ada kemungkinan timbul komplikasi politik yang tidak perluItu yang beliau (SBY) katakan pada pinisepuh (Golkar),” ujar diaYang ada di Wisma Negara itu antara lain Widodo dan Andi Malarangeng.


Hayono itu juga mengutarakan, kerja tim sembilan yang sedang dijalankannya tetap berlangsung“Kerja kami di Tim 9 terus jalan, antara lain tujuannya untuk mengkonkritisasi kesepahaman dengan partai lain untuk bangun koalisi,” pungkasnya.(gus/JPNN)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Bendungan Situ Gintung Didesain Ulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler