Hingga Akhir 2018, Udang Masih Jadi Primadona Ekspor

Selasa, 11 Desember 2018 – 12:06 WIB
Ilustrasi udang. Foto: Radar Bangka/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga akhir tahun ekspor hasil perikanan jelang akhir 2018 mencapi USD 5 miliar atau naik 10 persen dari 2017 yang sebesar USD 4,52 miliar.

Ekspor udang masih menjadi primadona hingga akhir tahun ini, yang mencapai USD 1,8 miliar, dengan volume 180 ribu ton.

BACA JUGA: KKP Terus Kampanyekan Gemarikan

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan perikanan (PDSPKP) KKP Rifky Effendi Hardijanto.

Menurutnya, dalam dua hingga tiga tahun mendatang pihaknya akan terus berupaya mendongkar peningkatan ekspor udang nasional.

BACA JUGA: Hingga November 2018, KKP Tangani 134 Kasus Illegal Fishing

“Target kami bisa meningkatkan ekspor udang iagar nilainya bisa mencapai USD 2,8 miliar untuk dua atau tiga tahun ke depan,” katanya.

Lebih jauh Rifky menjelaskan, agar bisa mencapai nilai ekspor udang sebesar USD 2,8 miliar, dibutuhkan tambahan volume ekspor udang sebesar 100 ribu ton.

BACA JUGA: Lewat Harkannas, KKP Ajak Kaum Millennial Cinta Makan Ikan

Untuk itu, PDSPKP tengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP untuk bisa meningkatkan produksi udang budidaya dalam negeri.

"Selama ini produksi udang budidaya merupakan penyumbang terbesar ekspor udang nasional yang mencapai 80 persen dari sisanya dari perikanan tangkap," imbuhnya.

Selain menggenjot produksi udang, KKP juga melakukan hal sama pada produksi ikan lainnya seperti tuna yang berada di urutan kedua terbesar penyumbang ekspor. Kemudian untuk cakalang dan tongkol di urutan kelima dan rumput laut di urutan keenam dari segi nilai ekspor tapi kedua dari segi volume.

Adapun untuk pangsa pasar, Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar tujuan ekspor udang terbesar Indonesia. Dan di AS ekspor udang dari Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah India.

Selain AS, Eropa juga masuk dalam pangsa pasar udang kita. Dan saat ini, Indonesia berada di urutan ke-16 pengekspor udang ke benua biru tersebut. Dengan nilai USD 84 juta saja dari pasar udang Eropa. Padahal tahun lalu, nilai pasar ekspor udang Uni Eropa mencapai USD 6 miliar, tapi Indonesia hanya mampu meraup sebesar.

“Selain AS, Eropa sangat besar peluangnya, makanya harus kita garap maksimal mulai tahun depan,” tandasnya.

Selain mendongkrak ekspor, menurut Riffky yang tidak kalah penting adalah peningkatan konsumsi ikan dalam negri. Mengingat makan ikan sehat, karena kaya akan protein dan omega 3, makanya konsumsi ikan dalam negeri juga harus terus diperkuat.

Adapun untuk angka konsumsi ikan nasional tercatat terus mengalami peningkatan. Pada 2016 angka konsumsi ikan nasional 43,94 kg/kapita setara ikan utuh segar, meningkat 6,74 persen dari tahun sebelumnya (41,11 kg/kap), dan pada 2017 meningkat menjadi 47,34 kg/kapita.

Pada 2018 ditargetkan sebesar 50,65 kg/kapita dan tahun 2019 sebesar 54,49 kg/kapita.

“Ke depan ayo sama-sama kita gaungkan makan ikan agar kita bisa melahirkan generasi penerus yang pintar,” seru Riffky.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Investasi, KKP Unjuk Gigi Dalam Pameran TEI 2018


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler