jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Rifky Effendi Hardijanto menegaskan, meski konsumsi ikan dalam negeri setiap tahun meningkat, tapi pihaknya terus dan tidak akan berhenti menggaungkan kampanye tersebut.
BACA JUGA: Hingga November 2018, KKP Tangani 134 Kasus Illegal Fishing
“Kami selalu mengajak seluruh elemen agar bersama-sama menggaungkan Gemarikan kepada masyarakat,” tegas Rifky saat Rapat Koordinasi Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), di The Mirah Hotel, Bogor beberapa hari lalu.
Rifky kemudian menuturkan, saat ini konsumsi ikan nasional trennya selalu naik. Data dari KKP, sepanjang lima tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat.
BACA JUGA: Lewat Harkannas, KKP Ajak Kaum Millennial Cinta Makan Ikan
"Tahun 2014 sebesar 38,14 kg per kapita per tahun, tahun 2015 40,9 kg per kapita per tahun, 2016 43,88 kg per kapita per tahun, tahun 2017 47,12 kg per kapita per tahun, tahun 2018 50 kg per kapita per tahun. Sementara, untuk tahun 2019 nanti, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun," papar dia.
Artinya, hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan.
BACA JUGA: Susi Pudjiastuti Datang pakai Helikopter Pribadi, Meriah
“Ini bukti kalau masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya akan terus mendengungkan pentingnya konsumsi ikan. Pasalnya, ikan sangat berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), di mana bis mengurangi permasalahan balita stunting dan kurang gizi.
Selain itu, dampak dari kurang gizi bisa menyebabkan otak kosong bersifat permanen tak terpulihkan yang bermutu sumber daya manusia yang rendah sehingga dapat menjadi beban suatu negara.
Karenanya, untuk mencegah masalah tersebut, kata dia, KKP pun menggagas Seafood Lovers Millennial.
Adapun latar belakang digagasnya Seafood Lovers Millennial ini selain ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern, juga berkaitan dengan Indonesia yang akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.
"Kita bisa lihat Jepang, penduduknya pintar dan cerdas karena konsumsi makan ikannya tinggi, kita mengiinginakan generasi kita pun demikian. Makanya kita harus cetak, generasi emas yang sehat dan pintar. Dari sinilah upaya kita mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi makan ikan," tutur Rifky.
Maka dari itu, kami membuat konsep Seafood Lovers Millennial yang sifatnya ready to eat. Kita akan olah ikan jadi produk yang kekinian. Seperti jadi fillet bahkan es krim.
“Poin nya kita ingin jadikan ikan sebagai bahan baku makanan. Agar generasi millennial kian cinta makan ikan," tandasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Cepat Hamil? Cobalah Konsumsi Jenis Makanan Ini
Redaktur & Reporter : Yessy