jpnn.com - JAKARTA - Bina Marga DKI banyak menerima pengaduan dari masyarakat terkait jalan rusak. Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Suko Wibowo mengatakan, hingga Mei 2015, jumlah kerusakan jalan berdasarkan pengaduan masyarakat ada 2.998 titik.
Dari jumlah tersebut sudah diperbaiki 1.964 titik. Suko menjelaskan, pengaduan masyarakat dikirim melalui Twitter, email, dan call center pengaduan. Dia mengatakan, kerusakan jalan terjadi di lima wilayah Jakarta.
BACA JUGA: Pemerintah Harusnya Alihkan Frekuensi MNC TV ke TPI
"Paling banyak di Jakarta Barat ada 1.033 titik. Yang sudah kami perbaiki 703 titik. Yang belum 330 titik," kata Suko di Jakarta, Minggu (10/5). Kerusakan jalan di Jakarta Barat yang sudah diperbaiki di antaranya di Jalan Puri Kembangan, Kedoya Raya, Arjuna Selatan, Arjuna Utara, dan Tanjung Duren Raya.
Di Jakarta Timur, kata Suko, jumlah kerusakan ada 588 titik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 251 titik sudah diperbaiki. Artinya, masih ada 337 titik. Kerusakan jalan di Jakarta Timur yang sudah diperbaiki misalnya di Jalan Otista Raya, Pramuka, Pemuda, dan Matraman.
BACA JUGA: Pelindo II Revitalisasi Pelabuhan Cirebon, Ini Komentar Kemenhub
Di Jakarta Selatan, sambung Suko, jumlah kerusakan ada 528 titik. Seangkan yang sudah diperbaiki ada 314 titik. Sisanya, masih ada 91 titik. Kerusakan jalan yang sudah diperbaiki misalnya di Jalan Supomo, Saharjo, Pasar Minggu, dan Mampang Prapatan.
Sementara di Jakarta Pusat, Suko menuturkan, jumlah kerusakan jalan ada 442 titik. Yang sudah diperbaiki 333 titik. Sedangkan, sisanya 109 titik belum diperbaiki. Adapun, kerusakan jalan yang sudah diperbaiki misalnya di Jalan Kramat Raya, Suprapto, Senen Raya, Abdul Moeis, dan Jati baru.
BACA JUGA: Manajemen Citilink Bantah Maskapainya Bakal Dibekukan
Untuk kawasan Jakarta Utara, Suko mengungkapkan, jumlah jalan rusak ada 407 titik. Yang sudah diperbaiki 363 titik. Sisanya, masih ada 44 titik belum diperbaiki. Kerusakan jalan yang sudah diperbaiki misalnya di Jalan Boulevard Barat, Boulevard Raya, dan Yos Sudarso.
Suko menjelaskan, kerusakan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara dikarenakan topografinya lebih rendah dibanding wilayah lain. Sehingga, kawasan tersebut menjadi rawan genangan. "Kemudian lalu lintasnya dilewati kendaraan jenis berat," ucapnya.
Suko menyatakan, perbaikan jalan rusak itu hanya bersifat tambal sulam supaya tidak ada lagi lubang di jalan. Karena itu, sifatnya sementara. "Kalau seperti jalan yang lalu lintas enggak padat bisa tiga bulan kuat. Kalau jalan yang padat dan ada genangan, maka satu bulan bisa lepas," ujarnya.
Suko mengatakan, pihaknya tahun ini mendapat anggaran Rp 350 miliar. "Anggaran terdiri dari perbaikan jalan, saluran tepi jalan, trotoar, jembatan, flyover, dan underpass. Sifatnya untuk pemeliharaan," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap-siap, Penjualan Tiket Tambahan Kereta Api Lebaran Segera Dibuka
Redaktur : Tim Redaksi