HIPPA Ajak Masyarakat Manfaatkan Sungai Bengawan Solo

Selasa, 10 April 2018 – 21:44 WIB
HIPPA Tirtotinoto sedang memperbaiki pipa saluran air yang disedot dari sungai Bengawan Solo lalu disalurkan ke areal persawahan warga yang ada di daerah tersebut. Foto: istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Air sungai Bengawan Solo tak pernah surut meski musim kemarau. Cadangan airnya bisa menghidupi masyarakat.

Tapi juga kadang menjadi bencana bagi daerah sekitar. Terutama saat memasuki musin hujan datang.

BACA JUGA: HIPPA Ajak Masyarakat Maksimalkan Air Sungai Bengawan Solo

Luapan airnya bisa merendam daerah yang dilewati sungai legendaris tersebut. Aliran sungai Bengawan Solo melewati Kabupaten Madiun, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Gresik.

Namun kini tak sedikit yang mulai memanfaatkan keberadaan Sungai Bengawan Solo. Ketua Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tirtotinoto Kasadi mengatakan, masyarakat merasakan berkah karena airnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, keperluan irigasi pertanian, PLTA dan sebagainya oleh daerah sekitar. 

BACA JUGA: Mayat Bayi Terapung di Bengawan Solo

"Sebagai penyedia air irigasi pertanian, selain telah dibangun waduk seperti Waduk Gajah Mungkur yang mampu menyediakan air bagi lahan seluas 8.800 ha, juga telah dimanfaatkan  beberapa kelompok tani dengan cara menyedot menggunakan mesin pompa kapasitas besar," terang Kasadi.

Lanjut Kasadi, HIPPA Tirtotinoto berada di kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Kinerja mereka telah dapat memindahkan sebagian air sungai itu ke lahan petani di daerah tersebut.

BACA JUGA: Dua Ribu Hektare Sawah Hancur

"Memberikan kemakmuran pada ratusan petani karena indeks pertanaman (IP) meningkat. Luas lahan yang bisa terairi mencapai lebih dari 500 hektar. Yang awalnya lahan tersebut hanya satu atau dua kali tanam menjadi dua sampai tiga kali tanam. Produktivitaspun meningkat karena air mencukupi untuk pertumbuhan tanaman," ucapnya.

Meniru keberhasilan HIPPA Tirtotinoto, Ketua Gapoktan Truni makmur Abdul Hadi, menerapkannya di Lamongan. Tepatnya di desa Truni  kecamatan Babat kabupaten Lamongan.

Gapoktan ini melalui bantuan pemerintah telah membangun rumah pompa di pinggir sungai Bengawan Solo. Dilengkapi dengan pompa besar ukuran 8 inchi, mampu menyedot air hingga 15.000 liter per menit.

Disambungkan dengan pipa besar untuk terhubung ke saluran air menuju lahan sawah petani. Saluran ini akan mampu memberikan pengairan pada luasan 400 hektar.

"Kiranya pompanisasi ini perlu dicontoh oleh daerah-daerah lainnya, khususnya yang memiliki lahan yang sering kekeringan, padahal berada di pinggir sungai yang tak pernah kering," jelasnya (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Meluap ke Sekolah, Siswa Pindah ke Musala


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler