jpnn.com - PELAIHARI - Para petani sontak kaget tatkala mendengar suara pesawat Hercules C-130 Short Body menggerung mengitari persawahan di Desa Handil Birayang Atas, Kecamatan Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, kemarin (25/4).
Begitu pun warga yang lain, mereka langsung mengarahkan pandangan ke atas. Beberapa orang mulai menduga pesawat itu akan menurunkan pasukannya.
BACA JUGA: Harga LPG 3 Kg Sentuh Rp 35 Ribu
Benar saja. Usai pesawat beberapa menit melakukan orientasi, puluhan prajurit terlihat melompat dari pesawat. "Itu loncat sudah, lihat!" teriak warga.
Semakin dekat prajurit dari daratan, warga tambah histeris. "Awas-awas! nanti kena padi," kata warga. Mereka khawatir, benih padi yang sudah ditanam susah payah rusak, lantaran ditimpa prajurit Kopassus.
BACA JUGA: Ayo, Siapa Mau Beli Kendaraan Curian?
Setelah beberapa prajurit sampai di daratan, pesawat kembali berputar. Cuaca yang panas, tak diperdulikan oleh puluhan warga yang sudah berkumpul di sepanjang jalan persawahan. Mereka menunggu aksi terjun payung prajurit selanjutnya.
Beberapa menit kemudian pesawat kembali mendekat ke lokasi penerjunan. Puluhan prajurit kembali melompat dari pesawat. Kehebohan warga kembali terjadi. "Itu sudah terjun lagi!" teriak warga.
BACA JUGA: Plisss, Jangan Bakar Lahan Lagi
Nurliyana, salah satu warga mengaku rela menghentikan pekerjaannya demi melihat tontonan gratis dari ratusan prajurit Kopassus tersebut.
"Tadi bertanam padi di sana, tapi saya tinggal ke sini. Karena sebelumnya tidak ada kegiatan seperti ini, nanti mungkin tidak ada lagi," katanya, seraya menunjuk ke sawah miliknya.
Komandan Latihan Terjun Penyegaran Mayor I Made Putra membenarkan, kegiatan yang mereka gelar kemarin merupakan latihan terjun payung perdana di Kalsel. Sebelumnya, tahun lalu mereka berlatih di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Dalam satu tahun kami latihan maksimal dua kali, jadi wilayah latihan kami programkan berpindah-pindah di seluruh Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah prajurit yang terjun sendiri sebanyak 150 orang, yang meliputi anggota Tamtama, Bintara dan Perwira. "Jadi dalam satu kali penerjunan tadi ada sebanyak 75 prajurit," tambahnya.
Disinggung lamanya persiapan sebelum prajurit melakukan terjun payung, pria yang juga menjabat sebagai Danyon 14 Grup-1 Kopassus ini menuturkan, sebelum terjun prajurit telah melakukan latihan selama 10 hari. "10 hari itu dibagi, tiga hari untuk latihan dan tujuh harinya persiapan," ujarnya.
Menurutnya, 10 hari sudah cukup untuk melakukan persiapan sebelum terjun. Kalaupun ada insiden biasanya terjadi karena adanya human error, sedangkan untuk alat hampir dipastikan 99,9 persen aman.
"Human error itu biasanya prajurit melakukan kesalahan dalam melipat parasut, sehingga ketika terjun parasut tidak bisa mengembang," jelasnya. (ris/by/ran/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulang Kampung, Eks Gafatar Terlilit Utang
Redaktur : Tim Redaksi