jpnn.com, SURABAYA - Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724 dipastikan meriah. Sebab, perayaan dipastikan lebih lama.
Rencananya, rangkaian acara HKJS bakal berlangsung hingga bulan Agustus 2017. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, gelaran acara memang bakal bakal dimulai bulan Mei.
BACA JUGA: Hari Jadi Kota Surabaya Ke 724, Pesta Sepanjang Mei
Rangkaian acara bakal dibuka dengan Surabaya Health Season (SHS), Surabaya Shopping Festival (SSF), Surabaya Fashion Parade (SFP), Parade Budaya dan Bunga, Festival Rujak Uleg, hingga Pasar Malam Tjap Toendjoengan.
“Meski rangkaian acara sama, tapi nanti ada sedikit perbedaan dengan tahun lalu. Soalnya perayaan kan pas bareng sama bulan puasa,” ujarnya di Ruang Kerja Wali Kota seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Minggu (30/4).
BACA JUGA: Pilgub Jatim 2018, Khofifah dan Risma Lebih Populer
Rencananya, kegiatan rutin potong tumpeng akan ditiadakan. Selain itu, pesta rakyat yang biasanya dadakan bulan Mei, juga diundur.
“Tapi, untuk acara SSF atau Festival Bunga dan Festival Rujak Uleg masih sama,” lanjut Risma, sapaan karib wali kota perempuan pertama Surabaya itu.
BACA JUGA: Risma Diundang Pangeran William Bahas Sampah
Risma mengatakan, kegiatan yang diundur bakal diselenggarakan pada Agustus. Bahkan, Risma mengaku Agustus, Surabaya akan lebih semarak. Pasalnya, pesta rakyat bakal digelar di bulan tersebut.
Kegiatan itu bakal dibarengi dengan acara Surabaya Great Expo yang bakal memeriahkan Surabaya paska Hari Raya Idhul Fitri.
“Nanti bulan Agustus juga ada Surabaya International Marathon. Total rutenya 25 kilometer,” kata Risma.
Dia menyebut, ditempatkannya berbagai even dalam bulan Agustus bukannya tanpa sebab. Risma ingin agar Surabaya tetap dikunjungi wisatawan paska Hari Raya Idhul Fitri.
“Biasanya kalau habis HJKS kan wisatawan mulai berkurang. Kini kita siasati agar tetap ada wisatawan dengan beragam acara itu,” jelasnya.
Karena itu, beragam acara yang digelar juga berurutan. Dengan demikian, Risma berharap agar wisatawan bisa menginap dan tinggal di Surabaya jauh lebih lama dari sebelumnya. Sehingga mampu mengerek perekonomian warga Surabaya.
“Pokoknya wisatawan dipaksa nginap. Dengan begitu kan ekonomi jalan. Kalau pemkot nggak dapat apa-apa, minimal warga dan swasta dapat tambahan masukan,” bebernya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, pihaknya sudah mempromosikan beragam acara sedari Februari lalu.
“Sudah kami infokan jauh hari. Hasilnya, peserta Parade Budaya dan Bunga tahun ini jumlahnya dua kali lipat dibanding tahun lalu. Acaranya juga akan digelar pagi hari agar ada lebih banyak masyarakat yang menyaksikannya,” sambung Widodo. (no/jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waktu Itu Dafa Hanya Manggil Saya, Ibu...Ibu...
Redaktur : Tim Redaksi