jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid menegaskan bahwa alangkah bodohnya jika bangsa Indonesia membiarkan kudeta berikutnya yang bisa dilakukan oleh pengikut komunis.
"Negara harus tegas memberantas sekecil apapun gerakan PKI. Termasuk, yang ada saat ini muncul di berbagai sosial media," cetusnya saat acara Deklarasi Gerakan Pemuda Islam (Gemuis) yang mengangkat tema Peringatan 50 Tahun Gerakan Gestapu/PKI di Kantor Pusat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jakarta, kemarin (30/9).
BACA JUGA: Ketum PII: PKI adalah Pembunuh
Selaku organisasi generasi muda, Rosyid juga mengingatkan kepada pemuda lainnya agar tidak ikut menjadi bangsa yang melupakan sejarah kelam perjalanan negeri ini. Termasuk juga HMI yang ingin dibubarkan.
"Bangsa ini mudah lupa. PB HMI trauma karena ingin dibubarkan oleh PKI. Negara dan rakyat wajib hadir untuk terus memerangi paham PKI-komunis di negeri ini," tegasnya.
BACA JUGA: Kami Mengutuk Keras Aksi Biadab
Masih di tempat yang sama, Panglima Komando Kesiapsiagaan Pemuda Muhamadiyah (Kokam) Andi Irawan yang turut tergabung di Gemuis ini menjelaskan, saat ini ada upaya untuk memutarbalikkan fakta terkait kekejaman PKI. Termasuk juga meminta adanya rekonsiliasi.
Lebih lanjut, Andi juga secara tegas menerangkan Pancasila sebagai ideologi negara sudah final, sehingga ideologi apapun yang ingin merubah Pancasila harus ditumpas.
BACA JUGA: Pembunuhan Sadis Salim Kancil, Ini Pernyataan Keras Oesman Sapta
"Jasmerah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah) bahwa PKI pernah hidup dan jangan sampai hidup. Sejarahnya komunis selalu berdarah-darah. Mereka mengganggap sebagai korban, tetapi sesungguhnya merekalah pelakunya," terangnya.
"Jadi Pancasila tidak boleh dikutak-katik, termasuk juga ajaran marxisme yang kini mulai digandrungi anak muda. Karena ajara itu sama dengan komunis yang seperti menganut teori evolusi Darwin. Dimana menganggap manusia maju didasari keterlibatan dirinya tanpa ada keterlibatan Tuhan. Yang otomatis mendewakan manusia," pungkasnya. (dil/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Pemerintah Arab Saudi Pernah Undang Megawati dan...
Redaktur : Tim Redaksi