jpnn.com - JAKARTA - Tragedi pembantaian pada 30 September 1965 dianggap menjadi salah satu bukti kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI). Untuk itu, sejumlah organisasi pemuda yang tergabung di dalam Gerakan Pemuda Islam (Gemuis) menolak segala bentuk aktivitas kepemudaan yang menjadi benih-benih lahirnya PKI baru.
"Kami seluruh ormas kepemudaan, mahasiswa dan pelajar Islam siap menghadang dan memerangi segala bentuk yang ingin kembali menghidupkan PKI. PKI itu adalah pembunuh. Dan akan selalu menumpahkan darah demi memperoleh kekuasaan," tegas Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Munawar Khalil saat acara Deklarasi Gemuis yang mengangkat tema Peringatan 50 Tahun Gerakan Gestapu/PKI di Kantor Pusat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jakarta, kemarin (30/9).
BACA JUGA: Kami Mengutuk Keras Aksi Biadab
Menurut Khalil, sebagai organisasi Islam yang ada sejak jaman kemerdekaan, PII pun turut merasakan bagaimana kekejaman PKI yang berupaya ingin membubarkan dan menteror para aktivis PII.
"PKI juga pernah ingin memberantas PII. Kami tak akan melupakan peristiwa di era 60-an itu. Bahkan, PII akan selalu mengajarkan kepada generasi PII untuk membenci ideologi yang berbau komunis," ungkapnya.
BACA JUGA: Pembunuhan Sadis Salim Kancil, Ini Pernyataan Keras Oesman Sapta
Tidakhanya organisasi Islam, ucap Khalil, komunis juga akan memerangi agama lainnya. "Karena PKI dan gerakan komunis lainnya tidak mengenal adanya Tuhan. Dan akan menghilangkan semua agama," tutur Khalil.
Untuk itu, lanjut Khalil, pemerintahan Jokowi-JK harus hadir terdepan dalam menumpas gerakan komunis sampai akar-akarnya. Dia mengingatkan agar pemerintah jangan mau rekonsiliasi ataupun meminta maaf kepada keluarga korban.
BACA JUGA: Fadli Zon: Pemerintah Arab Saudi Pernah Undang Megawati dan...
"Karena desakan permintaan maaf itu adalah strategi taktik mereka (keluarga PKI) untuk konsolidasi kekuatan dan pengakuan," tandasnya. (dil/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Disarankan Turunkan Harga Jual BBM Solar Subsidi Agar Ekonomi Bertumbuh
Redaktur : Tim Redaksi