HNW Ajak Hima Persis Teladani Peran M. Natsir yang Menyelamatkan Kemerdekaan RI

Jumat, 04 Februari 2022 – 22:42 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menerima audiensi PP Hima Persis di Jakarta, Kamis (3/2). Pada kesempatan itu, PP Hima Persis menyampaikan rencana penyelenggaraan Muktamar Hima Persis X di Serang, Banten, 24 Maret 2022.

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA mengajak Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) meneladani tokoh besar Persis M. Natsir.

Khususnya dalam menjaga, menyelamatkan, dan menyukseskan RI.

BACA JUGA: Imlek, Wakil Ketua MPR RI Ungkap Peran Gus Dur untuk Kalangan Tionghoa di Indonesia

“Melalui mosi integral pada 3 April 1950 di depan sidang DPR RIS, Buya M. Natsir menyelamatkan cita-cita Indonesia merdeka karena sebelumnya dipecah Belanda menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat),'' ucap Hidayat.

Akhirnya, Republik Indonesia diterima secara resmi oleh masyarakat dunia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat seperti yang lainnya.

BACA JUGA: MPR RI Minta Pemerintah Perhatikan Kelompok Rentan di Tengah Lonjakan Kasus Omicron

Hal itu dikatakan Hidayat saat menerima audiensi PP Hima Persis di Jakarta, Kamis (3/2). Pada kesempatan itu, PP Hima Persis menyampaikan rencana penyelenggaraan Muktamar Hima Persis X di Serang, Banten, 24 Maret 2022.

Fakta sejarah ini, menurut Hidayat, perlu diingat, tidak ditinggalkan dan tidak dihilangkan oleh memori kolektif bangsa dan generasi milenial di Indonesia.

BACA JUGA: Pimpinan MPR RI Dorong Percepatan Reformasi Agraria

Seharusnya, generasi muda, milenial, khususnya Hima Persis, menyosialisasikan dan meneruskan peran para tokoh bangsa termasuk dari Persis, seperti M. Natsir.

“Para tokoh itu memberi contoh menjaga kemerdekaan Indonesia dengan menyatukan Indonesia kembali dalam NKRI. Kelompok Islam, baik orpol maupun ormasnya, bisa berkontribusi dan berkolaborasi dengan seluruh warga,'' ucapnya.

Bersama TNI menyelamatkan RI dari kudeta ideologis yang dilakukan PKI pada 1948 dan 1965.

''Mereka membuktikan bahwa umat Islam sangat berjasa bagi eksistensi NKRI. Mereka bukan radikalis, intoleran, atau teroris anti-NKRI seperti yang sering diwacanakan dan dituduhkan belakangan ini,” jelasnya.

HNW, panggilan Hidayat Nur Wahid, berharap generasi muda dan milenial umat Islam, termasuk Hima Persis, agar mengoreksi dan menjawab dengan bukti konkret dan karya nyata adanya kesalahan dari berbagai framing negatif terkait radikalisme, terorisme, dan intoleran.

”Ini tantangan agar para mahasiswa dan generasi muda muslim menghadirkan sikap kenegarawanan M. Natsir yang terbukti sangat toleran, tidak radikal, dan tidak meneror,'' ujar HNW.

''Bahkan, sangat moderat dan diterima seluruh kekuatan politik dan militer. Sangat mencintai dan berjasa. Diakui oleh lembaga internasional PBB sebagai anggota penuh,” ujarnya.

Framing kelompok Islam dengan radikalisme, terorisme, dan intoleran yang saat ini dikembangkan serta dituduhkan, kata HNW, bertentangan dengan jasa besar M. Natsir.

Kesalahan-kesalahan berulang yang menghadirkan Islamofobia itu juga dapat di-counter oleh Hima Persis dengan aktif menyatukan umat dan bangsa untuk meneladani M. Natsir

M. Natsir juga mengembangkan sikap positif dan konstruktif dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Dengan begitu, Hima Persis bisa berkontribusi positif untuk bangsa dan negara seperti yang dicontohkan M. Natsir. Melalui berbagai kreasi, kolaborasi, dan kegiatan yang solutif, visioner dan bermanfaat,” ungkap Hidayat.

Wakil ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berkomitmen memperjuangkan 3 April sebagai hari penyampaian Mosi Integral yang mengembalikan Indonesia ke NKRI.

Hari itu diperingati sebagai hari NKRI dan April sebagai Bulan NKRI. “Ini sangat penting bukan hanya untuk Persis, tetapi juga bangsa dan negara. Selain itu, eksistensi NKRI di tengah berbagai rongrongan yang bisa memecah NKRI. Seperti separatisme dan adu domba di tengah masyarakat,” ujarnya.

“Sekarang marak orang berteriak NKRI harga mati, tetapi membiarkan framing negatif terhadap umat Islam dengan isu intoleran, radikal, dan terorisme, yang potensial memperlemah kesatupaduan bangsa dan negara Indonesia,'' ucap HNW.

Dengan Mosi Integral M. Natsir, Indonesia selamat menjadi NKRI, dan generasi sekarang bisa meneriakkan slogan NKRI harga mati.

Fakta ini seharusnya tidak dilupakan, apalagi dihilangkan dari memori ingatan bangsa Indonesia.

''Harusnya diingat dan diperingati. Salah satunya, menjadikan 3 April sebagai Hari NKRI,” tandas HNW. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler