jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak generasi saat ini meneladani peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yang terjadi pada 28 Oktober 1928 atau 92 tahun lalu di Batavia (kini Jakarta).
Ketika itu, para pemuda dan tokoh-tokoh muda dari berbagai daerah di Indonesia menggelar Kongres Pemuda II yang melahirkan sebuah ikrar bersama untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Ikrar itu dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
BACA JUGA: Momentum Sumpah Pemuda, Gus Jazil: Melawan Kebodohan dan Kemiskinan Juga Perlu Persatuan
HNW mengatakan ada yang patut dicermati dari peristiwa itu oleh generasi bangsa masa kini, antara lain susunan kepanitiaan serta pimpinan kongres ditentukan secara musyawarah, sehingga tersusun merata dan adil mengakomodasi semua daerah, golongan dan organisasi.
Susunan itu antara lain Ketua Sugondo Djojopuspito (PPPI), Wakil Ketua R.M. Joko Marsaid (Jong Java), Sekretaris Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond), Bendahara Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond), pembantu I Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond).
BACA JUGA: Kompol Imam Zaidi Bikin Malu Polri, Pantas Irjen Agung Menyebutnya Pengkhianat
Kemudian, Pembantu II R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia), Pembantu III R.C.I. Sendoek (Jong Celebes), Pembantu IV Johannes Leimena (Jong Ambon), dan Pembantu V Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi).
“Hal tersebut membuktikan bahwa mereka sudah menerapkan nilai-nilai Pancasila yang saat itu malah belum lahir. Suatu bukti juga, jika nilai-nilai luhur bangsa dikedepankan, maka hasilnya akan baik dan bermanfaat,” kata HNW di cara Temu Tokoh Nasional/Kebangsaan kerja sama MPR dengan Gema Keadilan Sumatera Barat, di Kota Pariaman, Minggu (25/10).
BACA JUGA: Semangat Sumpah Pemuda, KAMI Milenial Bantu Warga Kurang Mampu Jakarta
Forum dengan tema ‘Merekat Kesatuan Nasional Jelang Peringatan Sumpah Pemuda’ tersebut dihadiri anggota Gema Keadilan, para tokoh dan masyarakat sekitar.
Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebutkan, melihat begitu luar biasanya kiprah para pemuda tersebut, generasi muda Indonesia Masa kini semestinya meneladani dan mengambil pelajaran dari mereka.
Sebab, mengutip dari kitab Muqaddimah ditulis sejarawan muslim Ibnu Khaldun, dikatakan bahwa ‘sejarah adalah pengulangan’, sehingga bukan tidak mungkin sejarah keberhasilan para pemuda di era itu terulang di masa kini. Tentunya dalam bentuk lain yakni mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
“Cermati faktor-faktor yang membuat mereka berhasil antara lain, tidak memikirkan diri sendiri atau kelompoknya, kemampuan untuk bekerja sama, kemampuan untuk bisa dipercaya, mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat, kerja keras, saling mendukung satu sama lain, menjadikan perbedaan menjadi sebuah kekuatan untuk maju bersama-sama,” tutur legislator Dapil DKI Jakarta ini.
Faktor lainnya adalah para tokoh muda itu adalah kaum yang terdidik, pintar, berwawasan luas, tidak taklid buta, dan tidak fanatisme berlebihan. Semua kelebihan tersebut menurutnya penting. Sebab, tanpa itu semua tidak mungkin bisa memberikan ilham dan membangkitkan semangat rakyat berjuang keras meraih kemerdekaan.
Untuk itu, HNW mengajak para pemuda Indonesia untuk cepat bangkit dan segera raih keberhasilan yang pernah diraih para tokoh muda bangsa dahulu itu, kalau bisa harus lebih baik dari mereka.(jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam