jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr HM Hidayat Nur Wahid, MA, prihatin terhadap tingginya angka penularan dan korban Covid-19 di pondok pesantren (ponpes).
Sosok yang karib disapa Ustaz HNW itu mengungkap berdasar data dari Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, hingga 6 Desember 2020 tercatat sebanyak 4328 Santri, 21 ustaz dan ustazah, dua pegawai ponpes, 67 pesantren di 13 provinsi positif terpapar Covid-19.
BACA JUGA: Cegah Penyebaran Corona, Belasan Santri Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Terminal Kediri
Ia menambahkan data dari Ketua Umum RMI (Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyah) PBNU, KH Abdul Ghafar Razin yang disampaikan pada malam puncak Peringatan Hari Santri Nasional yang digelar secara daring di PBNU, juga menemukan adanya 110 pesantren dan 4000-an santri terpapar Covid-19.
Selain itu, lanjut HNW, juga ada 207 kiai dan nyai wafat diduga kuat karena Covid-19.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Memperhatikan Pembelajaran di Pesantren Selama Corona
Menurut HNW pula, data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyebut setidaknya 3000 santri dinyatakan positif Covid-19 dalam tiga bulan terakhir.
Bahkan, ia menegaskan bahwa di wilayah Cilacap, Jawa Tengah, 55 persen kasus Covid-19 pada Oktober disumbangkan oleh klaster pondok pesantren.
BACA JUGA: HNW: Pemerintah Harus Fokus Tangani Corona, Tunda Pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja
Menyadari realitas tersebut, HNW meminta Kemenag untuk lebih serius mengadvokasi pesantren.
Dia menyatakan Kemenag perlu bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengatasi tingginya penularan Covid-19 terhadap santri dan kiai.
Menurutnya, Kemenag harus melakukan edukasi, pendampingan, dan memberi bantuan langsung untuk pengadaan lingkungan yang sehat dan bersih.
Termasuk sarana cuci tangan, hand sanitizer, serta menyediakan fasilitas uji usap gratis bagi pesantren yang mengadakan pembelajaran tatap muka.
Kemenag juga harus menghubungkan program tersebut dengan Dinas Kesehatan atau rumah sakit yang terdekat dengan pesantren.
“Pesantren adalah aset pendidikan moral dan keagamaan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, saat ini sedang dalam kondisi rawan akibat Covid-19. Banyak santri, ustaz, kiai, yang terpapar. Sudah seharusnya Kementerian Agama lebih memastikan kehadiran dan advokasinya untuk dunia pesantren," kata Ustaz HNW dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/12).
Wakil ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendesak Kemenag membantu pesantren mengatasi Covid-19 melalui maksimalisasi potensi anggaran tahunan yang tidak terserap, yang setiap tahunnya berada di atas Rp 2 triliun.
Selain itu, kata dia, juga bisa melalui cara-cara lain yang dibenarkan oleh undang-undamg sebagaimana sudah dilakukan oleh Mendikbud Nadiem Makarimuntuk membantu penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Kemendikbud.
Menurut HNW, keberpihakan anggaran tersebut apabila dilaksanakan akan sangat membantu 67 pesantren (sesuai data Kemenag) maupun 110 pesantren (sesuai data RMI PBNU).
Dia pun menegaskan Kemenag juga harus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk aksi bantu pesantren mengatasi corona.
Termasuk menyediakan swab PCR gratis bagi pesantren sebagai upaya pemutusan penularan Covid-19 pada santri dan kiai yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Dia berpandangan penting juga bagi Kemenag masif sosialisasikan protokol kesehatan dan kebiasaan baru di era Covid-19, agar pesantren tidak menjadi klaster baru penyebaran corona.
Selain itu, lanjut dia, supaya pesantren juga bisa berkontribusi memutus lingkaran setan penyabaran Covid-19 dengan menghadirkan generasi pelanjut para ulama, tokoh umat yang sehat dan menyehatkan.
"Sekaligus menjadikan pesantren sebagai pusat pembentukan calon ulama yang rahmatan lil alamin, tidak lagi jadi sasaran fitnah karena terpapar sebagian Covid-19," pungkas anggota Komisi VIII DPR itu. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy