HNW Minta Peran Ponpes sebagai Sokoguru Pendidikan Agama di Indonesia Dikokohkan

Kamis, 06 Juli 2023 – 16:56 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menerima kunjungan pengurus Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) Wilayah Riau, Rabu (5/7).Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid meminta pondok pesantren (ponpes) sebagai sokoguru pendidikan agama di Indonesia harus dikokohkan perannya untuk penyelamatan bonus demografi dengan meningkaktan kualitas generasi muda demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Penegasan itu disampaikan politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akrab disapa HNW itu saat menerima kunjungan pengurus Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) Wilayah Riau, Rabu (5/7).

BACA JUGA: 600 Polisi Kawal Aksi Demo di Ponpes Al Zaytun

Menurut HNW, sangat wajar untuk dimaklumi jika banyak orang tua siswa berharap besar kepada pesantren untuk meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian putra putri mereka.

“Sekalipun memang tidak bisa dipungkiri, ada juga pesantren yang memiliki masalahnya sendiri. Contohnya, ada ponpes yang dicabut izinnya, karena ada kasus kejahatan seksual yang dilakukan, malah oleh pimpinan ponpes sendiri," ungkap HNW melalui keterangan tertulis, Kamis (6/7).

BACA JUGA: Begini Kata Mahfud MD soal Izin Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang

HNW bahkan menyinggung Ponpes Al Zaytun yang saat ini yang sedang viral menjadi pembahasan publik.

"Kasus-kasus itu harus jadi faktor muhasabah dan koreksi internal di kalangan pesantren, dan tidak boleh digeneralisir, sehingga alhamdulillah kepercayaan masyarakat terhadap pesantren tetap besar,” tegasnya.

BACA JUGA: Pernyataan Mahfud MD soal Penyelesaian Kasus Ponpes Al Zaytun, Tegas

Dia menegaskan pesantren tetap layak dipercaya, karena terbukti memiliki peran yang sangat luar biasa dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pesantren banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang kemudian sangat dikenal menjadi pahlawan nasional, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan KH Mas Manyur.

"Mereka bersama para pejuang lainnya, berjuang mempersiapkan, merebut dan menyelamatkan Indonesia, bahkan KH Hasyim Asy’ari (NU) mengeluarkan resolusi jihad, dan Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah) mengobarkan Amanat Jihad," kata HNW lagi.

Melalui resolusi dan amanat tersebut, dibentuklah Laskar Santri, Laskar Kiai, Laskar HizbuLlah, Laskar SabiliLlag, dan seluruh santri dan para ulama bersemangat melawan penjajah dan menyelamatkan kemerdekaan Indonesia.

“Melihat fakta itulah, saya rasa menjadi sangat penting dunia pesantren Indonesia untuk berada di garda terdepan, tampil menjernihkan serta memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat luas seputar pondok pesantren," ujarnya.

HNW juga mengajak pesantren dan organisasi yang menghimpun ponpes, para kiai dan santri untuk makin aktif dan tidak ragu memainkan perannya.

"Pesantren sekarang posisinya legal formal, setara dengan sekolah umum yang lain,” tegas HNW.

Satu hal lagi yang ditekankan HNW terkait implementasi peran dan kiprah pesantren adalah harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, tantangan globalisasi dan bonus demografi, apalagi sekarang akan masuk dalam tahun politik 2024.

“Dengan memiliki basis hingga ke pelosok kampung dan desa, pesantren harus berani tampil mencerahkan dan menyemangati umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya agar di tahun politik serta saat Pemilu nanti tetap mementingkan etika dan akhlak yang mulia," harapnya.

Sebagai informasi, hadir dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta itu, yakni para ulama dan tokoh agama Riau.

Antara lain KH Misran Agusmar, Buya R Ade Hasibuan, KH Arif Billah, KH Hikmatullah, dan KH Irwan Said. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler