jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan Pancasila adalah pondasi kuat warisan para Bapak Bangsa, dan sebagai penjaga eksistensi negara Indonesia sejak awal merdeka hingga sekarang ini.
Menurutnya, pondasi yang ditanamkan tersebut tidak main-main karena telah melalui pemikiran, diskusi, dan perdebatan yang dalam.
BACA JUGA: HNW: Gencarnya Sosialisasi Empat Pilar MPR Harus Berujung kepada Implementasi
Oleh karena itu, kata dia, walaupun Bapak Bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Yamin, Moh. Natsir dan lainnya telah wafat seluruhnya, Indonesia tidak ikut meninggal dunia.
Sebab, lanjut HNW, pondasi tersebut telah begitu mengakar menghujam sanubari rakyat dan bertahan sampai sekarang.
BACA JUGA: Rekrutmen PPPK 2021, HNW Minta Pemerintah Adil dan Masukkan Guru Agama
“Menurut saya, itu adalah anugerah Allah SWT yang harus disyukuri bersama dan harus dijaga terus terutama oleh generasi saat ini,” katanya saat hadir secara virtual pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR kerja sama MPR RI dengan Yayasan Senyum Bersama Indonesia, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (8/3).
Hadir dalam acara tersebut antara lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang H. Muhdi, Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Agama Syarief, Ketua Yayasan Senyum Bersama Indonesia Agus Purwanto, serta perwakilan beberapa Majelis Taklim dan masyarakat sekitar sebagai peserta.
BACA JUGA: Ketua MPR Dukung Gerakan Nasional Kembali ke Masjid yang Digagas Pemuda Pancasila
Dari catatan sejarah, lanjut Hidayat, ada contoh nyata negara Yugoslavia yang juga memiliki Bapak Bangsa pendiri negara sekaligus tokoh fenomenal saat itu yakni Josip Broz Tito, malah hancur menjadi negara-negara kecil begitu bapak bangsanya tiada.
Padahal, Yugoslavia hanya negara daratan yang tidak teralu besar dengan tiga atau empat etnis serta tiga agama yang berbeda yakni Islam, Kristen Katolik dan Kristen Ortodoks tetapi persatuan mereka sangat ringkih sehingga mudah pecah.
Sementara, lanjut dia, Indonesia sebuah negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih menyebar dari Sabang sampai Merauke, dihuni 200 juta jiwa lebih, terbagi atas 1.340 suku bangsa berdasar sensus BPS tahun 2010, dan dengan beragam bahasa, warna kulit, agama, kepercayaan, serta budaya, landasan berdirinya negara sangat kuat tidak mudah tercerai berai.
Nah, dia pun menjelaskan Yugoslavia pecah karena pendiri bangsanya dalam mendirikan negara tidak menghadirkan satu ideologi yang mampu mempersatukan semua perbedaan yang ada.
“Sehingga begitu pendiri bangsanya wafat, pondasi negara tidak kuat menahan berbagai keberagaman, lalu pecah. Indonesia memiiki Pancasila sehingga hal tersebut tidak terjadi,” terang politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akrab disapa HNW ini.
Di sesi akhir, HNW mengajak peserta dan seluruh rakyat untuk menghormati Bapak Bangsa Indonesia yang telah susah payah menggali serta menyusun Pancasila yang luar biasa tersebut dengan cara memahami dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy