HNW Sebut KH Ahmad Sanusi Sosok Teladan Merawat Kebangsaan dan Persatuan Umat

Jumat, 17 September 2021 – 20:54 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan pentingnya merawat dan menjaga persatuan di kalangan umat Islam.

Upaya tersebut wujud kontribusi menjaga persatuan antara sesama anak bangsa dari sejumlah provokasi yang hendak merusaknya.

BACA JUGA: Jokowi Teken Perpres Dana Abadi Pesantren, Ini Catatan HNW

“Terutama upaya mereka yang hendak memecah persatuan umat dengan cara mendiskreditkan umat beragama, baik dengan memberikan stigma tidak Pancasilais dan radikal, perlakuan yang tidak adil kepada tokoh agama, bahkan sampai menistakan agama," kata HNW di acara Training Intisab PD Persatuan Ummat Islam (PUI) Jakarta Selatan, Rabu (15/9).

HNW menegaskan, cara-cara yang dicontohkan tersebut merupakan provokasi yang hendak melemahkan persatuan antara sesama anak bangsa.

BACA JUGA: Ada Video Bernuansa LGBT di Konten Anak YouTube? HNW Ingatkan Begini

"Bulan September seperti sekarang ini, kita diingatkan dengan Jenderal Besar A.H. Nasution yang menyampaikan bahwa PKI memakai cara adu domba antara Pancasila dengan Islam untuk merusak persatuan bangsa," ujarnya.

Anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta II itu menilai tepat langkah Pimpinan PUI yang menyegarkan ingatan sejarah dan komitmen keharusan menguatkan persatuan umat dan bangsa dari upaya-upaya provokasi dan adu domba serupa.

BACA JUGA: HNW Tegaskan MPR tak Punya Agenda Perpanjang Masa Jabatan Presiden

HNW juga menekankan peran penting yang diemban PUI dalam melanjutkan sejarah persatuan umat dan bangsa yang telah diteladani pendiri PUI, seperti KH Abdul Halim, KH Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsudin.

"Ketiganya bukan hanya sebagai pendiri PUI, tetap merupakan founding fathers republik ini dengan berkiprah aktif di BPUPK," jelasnya.

Ketiga tokoh tersebut bersama para tokoh-tokoh ormas Islam, Partai Islam dan elemen bangsa dari beragam suku, agama dan organisasi lainnya bersama-sama di BPUPK ikut menghadirkan keteladanan besar dalam menghadirkan toleransi, persaudaraan, dan bersatu dalam kesepakatan perjuangan bagi terwujudnya Indonesia merdeka.

"Jauh dari egoisme, kecanggungan, arogansi, intoleransi, tetapi yang dikedepankan adalah kemaslahatan terbesar bagi suksesnya perjuangan umat dan bangsa. Mereka aktif bermusyawarah dengan bekal iman, ilmu, adab yang luhur, dan tanggung jawab untuk suksesnya perjuangan Indonesia merdeka,” jelas HNW.

Saat ini, kata HNW, PUI bersama seluruh elemen bangsa lainnya sangat diperlukan peran nyatanya dalam merawat kemerdekaan dengan melanjutkan persatuan bangsa yang sudah dicita-citakan para pendiri Republik Indonesia dari segala bentuk penjajahan gaya baru.

“Kita sangat diresahkan dengan bentuk-bentuk pecah belah bangsa, dengan gerakan separatisme, maupun pembelahan bangsa akibat politik pemilu serta ketidakadilan hukum dan ekonomi," ungkapnya.

Selain itu kata HNW, hadirnya penjajahan-penjajahan, baik neo-imperialisme, neo-kolonialisme, bahkan neo-komunisme, yang terus berupaya membahayakan serta merusak kesatuan dan eksistensi NKRI dengan berbagai cara, upaya normalisasi komunisme, mencabut TAP MPRS No. XXV / 1966 yang membubarkan PKI.

Bukan ita saja, cara lain yang akan dilakukan adalah dengan mengaburkan fakta sejarah PKI sebagai pelaku kudeta berdarah pada 30 September 1965 sebagaimana dalam Kamus Sejarah Indonesia versi Dirjen Kebudayaan.

Peristiwa yang meresahkan lainnya, kata HNW, dihilangkannya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, iklan LGBT yang menyusup kepada anak-anak melalui YouTube, bahkan tindakan-tindakan penistaan agama yang sengaja dilakukan sejumlah pihak.

"Kami sebagai organisasi politik di DPR selalu siap bersama elemen umat dan bangsa lainnya dalam mengoreksi dan mewaspadai segala upaya pecah belah semacam itu yang sangat bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia, sebagaimana dicontohkan pendiri PUI bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya,” tegas HNW.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini mendukung sikap PUI agar melanjutkan sejarah perjuangannya dalam menghadirkan persatuan umat dan bangsa, termasuk memperjuangkan diangkatnya KH Ahmad Sanusi sebagai pahlawan nasional demi menjadi teladan persatuan bagi generasi masa kini.

“Catatan sejarah perjuangan KH Ahmad Sanusi di BPUPK, di PUI, maupun di medan perjuangan lainnya, sangat penting untuk diabadikan sebagai teladan besar dalam merawat persatuan Indonesia," kata HNW. HNW juga menegaskan, PKS sangat mendukung agar negara menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk KH Ahmad Sanusi.

"Inilah upaya menyambung sejarah dan semangat perjuangan beliau dalam menghadirkan persatuan umat dan bangsa, agar bangsa Indonesia selamat dari segala marabahaya yang mengancam persatuan umat," pungkas HNW. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Terkini dari HNW Soal Isu Jabatan Presiden 3 Periode


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler