jpnn.com, JAKARTA - Honorer K2 tengah kelimpungan. Pasalnya, para pengurus honorer K2 sedang berseteru. Mereka pun kesulitan menentukan pilihan.
"Bingung kami, mau ke Bu Titi Purwaningsih atau Pak Bhimma,” kata pengurus Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Tasikmalaya Susilawati kepada JPNN, Kamis (18/7).
BACA JUGA: Bhimma Tantang Titi dan Nur Buka-bukaan soal Dana Honorer K2
Dia menambahkan, tenaga teknis di Kabupaten Tasik membutuhkan forum yang bisa mengantarkan mereka menjadi PNS maupun pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
BACA JUGA: Lebih Baik Rp 10 T untuk Kartu Prakerja Dipakai Tuntaskan Masalah Honorer K2
BACA JUGA: Lebih Baik Rp 10 T untuk Kartu Prakerja Dipakai Tuntaskan Masalah Honorer K2
Susilawati mengungkapkan, honorer K2 yang sudah mengantongi SK bupati Tasikmalaya sebanyak 1.904 orang.
Lima orang belum menerima SK bupati. Honorer K2 yang sudah lulus CPNS mencapai 120 orang.
BACA JUGA: Titi Diminta Berhenti Memecah Belah Honorer K2
Sementara itu, honorer yang lulus PPPK tahap pertama sebanyak 716 orang. Honorer yang belum lulus dan belum ikut sebanyak 1.013 orang.
"Yang 1.013 orang itu paling banyak dari tenaga teknis. Saya saja enggak bisa ikut tes PPPK karena saya bekerja di SMPN 2 Jatiwaras sebagai tata usaha pengelola aset barang. Padahal saya bekerja sejak 20 Juli 1992," tuturnya.
Menurut Susilawati, saat ini ribuan honorer K2 di Tasikmalaya sedang bingung menentukan sikap.
Mereka terancam dihapus dari PHK2I yang dinakhodai Titi bila mengikuti musyawarah nasional honorer K2 Indonesia di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, 26-27 Juli 2019.
Sebaliknya, bila ikut munas, tidak ada jaminan tenaga teknis bakal diakomodasi.
“Kami ingin sekali ikut tes PPPK tahap kedua. Namun, apakah forum bisa memperjuangkan kami yang tenaga teknis? Selama ini cuma tenaga guru, penyuluh, dan kesehatan yang diakomodasi," kata dia.
Susilawati pun berharap seluruh pengurus bisa bersatu agar perjuangan tetap menggelora. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Honorer K2 Perlu Tahu, Bu Titi Pernah Menyamar tetapi Ketahuan, Diusir
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad