jpnn.com - JAKARTA - Demo nasional Honorer K2 berakhir tanpa hasil yang diharapkan. Tak hanya itu, demo yang dilakukan di depan Istana Negara tersebut juga tak diikuti honorer sesuai target.
"Sebenarnya saya berharap banyak sekali dari wilayah DKI Jakarta yang rencananya menurunkan 10 ribu massa. Namun rencana itu berubah karena ada intimidasi dari kepala daerah," kata Ketua Tim Investigasi Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Riyanto Agung Subekti alias Ahok kepada JPNN, Jumat (12/2).
BACA JUGA: Infrastruktur di Ribuan Desa Masih Sangat Memprihatinkan
Dia menyebutkan, intimidasi dilakukan untuk tenaga kependidikan. Sedangkan TU dan teknis lainnya masih mendapatkan izin dari pimpinan instansi. "Guru-guru dilarang keras ikut aksi demo. Kalau ikut demo, UMP Rp 3,1 juta akan dikembalikan ke posisi awal Rp 2,7 juta," beber Itong.
Hal itu dibenarkan sejumlah guru honorer DKI Jakarta yang meminta namanya tidak diiekspos. "Iya kami dilarang ikut demo oleh kepala sekolah, Kadis Diknas. Mereka bilang ini atas perintah Pak Gubernur. Tapi kami nekat saja, pagi-pagi ngajar jam 12-an ke lokasi demo," bebernya.
BACA JUGA: Pesan Jokowi untuk 7 Kada: Jangan Bekerja di Belakang Meja!
Merasa tidak enak dengan honorer K2 dari daerah, pengurus FHK2I Jakarta memberikan bantuan berupa nasi bungkus. "Walaupun kami tidak hadir maksimal, tapi kami menyuplai makanan sekitar 1000 bungkus nasi dan minuman," tuturnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Wahai Para Gubernur Anyar, Ingat Pesan Mendagri Ini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Desa Tahap Pertama Cair Maret
Redaktur : Tim Redaksi