Honorer K2 Merasa Disingkirkan secara Massal, Pedih

Jumat, 07 September 2018 – 18:57 WIB
Massa honorer K2 saat aksi unjuk rasa. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Langkah pemerintah merekrut sekitar 108 ribu guru baru dalam seleksi CPNS 2018, dinilai di luar batas kemanusiaan.

Pasalnya, ada 157.210 guru honorer K2 (kategori dua) yang sampai hari ini masih mengabdi di sekolah-sekolah. Namun, pemerintah hanya mengambil 12.883 guru honorer K2 untuk diikutkan dalam rekrutmen CPNS 2018.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Tahu, Namanya Honorer K2 ya Pasti Tua

"Yang kami lihat rezim sekarang sangat tidak manusiawi. Rezim ini hanya jago PHP (pemberi harapan palsu) honorer K2," kritik Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih saat dihubungi JPNN, Jumat (7/9).

Seandainya kuota 108 ribuan guru itu dialokasikan semua untuk honorer K2, lanjutnya, separuh lebih masalah sudah terselesaikan. Nyatanya yang diangkat sangat sedikit dan dibatasi usia 35 tahun ke bawah.

BACA JUGA: Menteri Syafruddin Sebut Honorer K2 punya Kesempatan 3 Kali

"Pemerintah sudah melakukan pembunuhan massal honorer K2. Kami disingkirkan tanpa perikemanusiaan hanya karena dibenturkan dengan usia. Apa lupa kalau kami menua karena di-PHP-in terus. Dijanjikan hal indah-indah agar kami terus bekerja dengan gaji super murah," ketusnya.

Dia ikut mempertanyakan alasan pemerintah dan sekelompok orang yang menyatakan honorer K2 adalah persoalan masalah lalu. Ini sangat tidak logis karena faktanya honorer K2 masih bekerja.

BACA JUGA: Separuh Lebih Kuota CPNS 2018 untuk Guru, nih Angkanya

BACA JUGA: Pemerintah Harus Tahu, Namanya Honorer K2 ya Pasti Tua

"Jangan sebut-sebut kami adalah peninggalan masalah lalu. Faktanya kami masih setia bekerja hingga di rezim ini. Akan beda ceritanya kalau kami berhenti saat Pak SBY tidak lagi jadi presiden. Kalau kami berhenti di 2014, apa tidak lumpuh proses belajar mengajar," serunya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Tua tak Bisa Ikut Tes CPNS 2018, ADKASI Bereaksi


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler