jpnn.com, JAKARTA - Proses administrasi pengangkatan 51.292 PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tahap I dari jalur honorer K2 tengah berjalan.
Namun, ada lebih dari 40 ribu honorer K2 yang ikut tes PPPK pada Februari 2019. tetapi tidak lulus.
BACA JUGA: Koordinator PPPK: Muak Saya dengan Alasan Pemerintah!
Mereka dinyatakan tidak lulus karena tidak memenuhi passing grade.
Saat ini mereka meminta kebijakan pemerintah agar diprioritaskan pada rekrutmen PPPK tahap II pada 2021.
BACA JUGA: Ada Daerah Serahkan SK PPPK Maret, Titi Honorer K2 Tambah Pusing
"Ada lebih 40 ribu honorer K2 yang 2019 ikut tes tetapi dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) karena tidak lolos passing grade. Ada 350 ribu lebih yang belum berkesempatan ikut tes PPPK. Kami berharap itu semua diprioritaskan pada 2021," kata Dudi Abdullah, guru honorer K2 di Kabupaten Garut kepada JPNN.com, Jumat (9/10).
Dudi mengungkapkan, banyak guru honorer K2 yang TMS padahal sudah memiliki sertifikat pendidik (Serdik).
BACA JUGA: Situasi Panas, Pernyataan Jenderal Gatot Nurmantyo Langsung Mengarah ke Jokowi
Guru-guru yang memiliki Serdik ini meminta afirmasi lantaran ada yang sudah mendekati pensiun.
"Kalau boleh yang sudah tersertifikasi diberikan tambahan point," kata Yoyom, guru honorer K2 di SDN Singajaya 1 Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut.
Dia mengungkapkan, sekolah tempatnya mengajar masuk wilayah terpencil.
Jarak dari pusat kota Kabupaten Garut ke sekolah tempat Yoyom mengajar sekitar sekitar 65 Km.
"Saya mengajar sudah 25 tahun di daerah pedalaman Garut. Usia sudah menua sehingga harapan satu-satunya agar gaji bisa banyak dari PPPK. Cuma, saya tahun lalu tidak lulus makanya mau coba tahun depan. Mudah-mudahan ada kebijakan khusus bagi kami terutama pendidik di daerah terpencil," tuturnya.
Sama seperti Dudi, Yoyom juga sudah memiliki Serdik.
Kedua guru honorer K2 ini tidak lolos passing grade saat tes PPPK 2019.
"Saya berharap ada diskresi bagi honorer K2 ada tambahan point. Tidak.adil bila pengadian selama 25 tahun lebih menjadi guru di daerah terpencil hanya diukur dengan hasil tes yang durasinya 100 soal. Mana sisi keadilannya," sergah Guru Yoyom. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad