Hortindo Perjuangkan Kredit Murah

Kamis, 04 Agustus 2011 – 07:57 WIB

JAKARTA - Asosiasi Produsen Perbenihan Hortikultura Indonesia (Hortindo) sebagai wadah yang baru terbentuk akan memperjuangkan kredit murah bagi petani hortikultura dalam agendanya

"Setelah kami membentuk asosiasi akan lebih mudah memberikan masukan kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan diantaranya persoalan kredit murah bagi petani hortikultura," kata salah seorang pendiri Hortindo, Tantono Subagyo di Jakarta, Rabu (3/8)

BACA JUGA: Harga Daging Sapi, Ayam dan Telur Tetap Tinggi



Tantono yang juga menjabat sebagai Manager Hubungan Pemerintah dan Regulator PT Syngenta Indonesia mengatakan sejumlah BPR (Bank Perkreditan Rakyat) saat ini memang menyediakan kredit tanpa agunan akan tetapi bunganya sangat tinggi sebesar 36 persen
"Ada yang mematok sampai 90 persen," katanya.

Menurut Tantono, pemerintah masih trauma dengan penyaluran dana kredit usaha tani pada masa lalu yang tidak kembali, tetapi tidak lantas kemudian kredit subsidi bagi pertanian dihentikan sama sekali

BACA JUGA: Tambah 25 Armada, Citilink Ditarget Sumbang 30 Persen

Dia mengaku kredit seperti ini sebenarnya layak diberikan kepada petani sepanjang dilakukan pendampingan, seperti yang dilakukan sejumlah BPR ternyata dana tersebut memang dapat berputar.
   
Lebih jauh dia menjelaskan produsen benih hortikultura akan mendapatkan dampak yang positif seandainya petani sebagai pengguna mendapatkan fasilitas kredit murah tanpa agunan dari perbankan
Menurut Tantono, selaku produsen benih telah memenuhi kebutuhan petani dengan menyediakan varietas unggul, tahan terhadap penyakit, serta masa panen singkat sehingga petani tersebut sebenarnya layak untuk dibiayai.

Senada dengan hal itu pendiri Hortindo lainnya, Ayub Darmanto mengatakan, kebutuhan seluruh bibit tanaman saat ini telah berhasil dipenuhi dari seluruh produsen bibit hortikulutura di dalam negeri

BACA JUGA: GIATPI Minta Pengolahan Sampah Diatur Kembali

"Jika masih ada impor itupun nantinya akan dikembangkan di dalam negeri," katanyaProdusen bibit hortikultura di Indonesia dituntut memiliki unit riset dan pengembangan yang kuat untuk menghasilkan varietas baru minimal setiap lima tahun sekali sesuai dengan harapan dan kebutuhan petani(vit)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tambah Stok BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler