jpnn.com, ACEH - Aksi tak terpuji seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ini memang keterlaluan.
Dengan gaya koboinya, SU, 45, tiba-tiba muncul di sekolah anaknya lalu meng-intimidasi para pelajar di sana.
BACA JUGA: Tim Sukses Tembak Tim Sukses, Di Leher, Di Perut...
"Kalau tidak mengaku akan saya tembak semuanya," kata perempuan paruh baya itu.
Rabu (21/3) kemarin, ruang belajar di kelas 2 SMP I Blangpidie itupun mendadak tegang.
BACA JUGA: Suami di Penjara, Istri Digerebek Bersama Selingkuhan
Aksi pegawai Dinas Perhubungan tersebut, disebabkan handphone anaknya hilang. Berbekal senjata jenis softgun di tangan, SU memaksa siswa mengaku dan mengembalikan barang anaknya yang hilang.
Dia bahkan sempat mengeluarkan tembakan ke arah jendela, namun hanya angin keluar, senjatanya tak berisi. Walau telah mengancam, tak satupun siswa yang memberikan informasi.
BACA JUGA: Astaga, Gadis 12 Tahun Dipaksa Nyabu Lalu Digilir
Amarahnya memuncak, warga Kecamatan Susoh itu lantas mengeluarkan alat getar kejut, menyerupai senter. Emosinya, kian tak terkendali. Dia menempelkan alat itu ke kepala seorang siswa. Di dalam tasnya, belakangan juga diketahui ada senjata tajam jenis kampak.
"Setelah rapat dewan guru dan komite sekolah, kami sepakat bahwa aksi itu adalah kriminal dan sudah direncanakan," kata Wakil Kepala Sekolah SMP I Blangpidie, Bustaman, SPd kepada Rakyat Aceh, Selasa (21/3).
Menurutnya, aksi koboy PNS itu terjadi beberapa hari lalu, sehari setelah handphone anaknya IF, 14, hilang. Informasi yang diperolehnya, handphone hilang saat dicas di sudut ruangan kelas.
Di sisi lain, sekolah juga melarang siswa membawa handphone. Pihak sekolah berjanji akan mengembalikan bila ditemukan, namun saat siswa bersangkutan tamat.
Tak terima keputusan itu, penyebab SU mengamuk keesokannya. "Siapa yang ambil HP anak saya. Kalau tidak mengaku akan saya tembak. Sambil mengangkat senjata yang dikeluarkan dari dalam tasnya," cerita Bustaman.
Bustaman yang datang kemudian menasehati SU agar persoalan diselesaikan di dalam ruang dewan guru. Namun SU tetap bersikeras agar HP anaknya ditemukan. Takut kegaduhan semakin parah, Bustaman melapor ke Polsek Blangpidie.
Sementara guru lainnya, melapor ke Satlantas yang hanya berjarak sekitar 300 meter. Saat anggota Satlantas dan Polsek Blangpidie turun, seluruh barang bukti yang ada di tangannya itu di sita lalu dibawa ke Polsek.(ria/mai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Periksa Pendeta Max Terkait Ancaman Rizieq
Redaktur & Reporter : Budi