HRS Center Menunggu Arahan dari Habib Rizieq

Rabu, 12 Agustus 2020 – 09:22 WIB
Spanduk kerinduan massa kepada Habib Rizieq Shihab saat demo di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/7). Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Habib Rizieq Shihab Center (HRS Center) Abdul Chair Ramadhan menyebut pihaknya tidak mau berbicara terlalu dini soal kemungkinan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto maju lagi sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Pasalnya, pagelaran Pilpres 2024 masih lama, empat tahun lagi.

BACA JUGA: Komentar Munarman FPI jika Prabowo jadi Capres 2024, Jleb!

"Saya rasa masih terlalu dini untuk menilai perihal Capres 2024. Namun demikian, menjadi hak konstitusional siapa saja yang berkeinginan untuk maju sebagai Capres atau Cawapres," kata dia saat dihubungi jpnn, Rabu (12/8).

Selain itu, kata dia, HRS Center menunggu arahan Imam Besar FPI (Front Pembela Islam) Habib Rizieq sebelum menyatakan dukungan ke capres tertentu di Polpres 2024.

BACA JUGA: Di Politik Tak Ada Kata Malu, Sepertinya Pak Prabowo Akan Kembali Maju

Hingga saat ini, Habib Rizieq belum menyampaikan sinyal mendukung tokoh tertentu.

"Dalam hal dukung mendukung, HRS Center sesuai dengan namanya tentu harus mengikuti pilihan dukungan Imam Besar HRS. Itu adalah suatu keharusan. Kepada siapa IB HRS memberikan dukungan, maka kami akan mengikutinya," ungkap dia.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Wapres untuk 17 Ribu PNS yang Kehilangan Jabatan

Sementara itu, Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy Satyo Purwanto menilai Prabowo layak maju sebagai sapres 2024.

Terlebih elektabilitas Prabowo masih tertinggi dibandingkan tokoh lain di Indonesia.

"Faktanya elektabilitas PS (Prabowo Subianto) masih layak untuk kandidat capres," kata Satyo dalam pesan singkatnya kepada JPNN.com, Rabu (12/8).

Namun, pekerjaan rumah yang perlu dilakukan Prabowo bersama Gerindra yakni menarik suara pemilih muslim.

Pasalnya basis pemilih itu banyak yang kabur setelah Prabowo memutuskan masuk kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Persoalannya adalah basis dukungan PS yang ambrol setelah Pilpres 2019, khususnya dukungan dari kalangan Islam puritan. Sebab, PS memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menhan," ucap ungkap Satyo. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler