HSBC Bidik Nasabah yang Sekolah ke LN

Senin, 24 Januari 2011 – 17:37 WIB
SURABAYA - Merujuk data IKPII (Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional Indonesia) lebih dari 50 ribu orang Indonesia belajar ke luar negeri (LN) tiap tahunnyaPara pelajar itu tentu membutuhkan fasilitas perbankan yang bisa digunakan di tanah air dan negara tempat studi

BACA JUGA: Jazz Tambah Jaringan dari HJS3

Mereka itulah yang sedang disasar oleh HSBC Indonesia.

Senior Vice President & Head PFS Branch Sales & Distribution Outregion Hartini Saputra juga mengatakan berdasar survei HSBC di regional Asia segmen premium 75 persen adalah segmen muda
Ini juga berlaku di Indonesia

BACA JUGA: Dirut PLN Tinjau PLTU Perak

"Pengamatan kami terhadap segmen premium di tanah air persiapan pendidikan anak menjadi salah satu pendorong investasi," jelasnya di sela HSBC Premier IKPII International Education Expo 2011: Goes To Soerabaya, kemarin (22/1).

Selain itu, tambahnya, 75 persen dari nasabah premium yang telah eksisting menyekolahkan anaknya ke luar negeri
Karena itu, HSBC menganggap fasilitas penunjang sektor pendidikan menjadi hal penting di HSBC Premier

BACA JUGA: Danamon Bagi-bagi Hadiah Lagi

"Kami tidak hanya memberi konsultasi persiapan untuk ke sekolah luar negeriTapi, investasi tepat untuk bisa memenuhi dana bersekolah sang anak," cetusnya.

Wanita yang akrab sapa Tini itu menyebut nasabah HSBC Premier di Surabaya telah mencapai 10 hingga 12 ribuSedangkan, jumlah consumer besar membukukan 25 ribu orang"Selain menggarap consumer base, kami berupaya menambah nasabah HSBC Premier dari pameran ini," ujarnya.

HSBC Premier disebutkan memiliki layanan pendidikan terpadu, yang secara khusus diciptakan untuk mempermudah para nasabah Premier dalam mempersiapkan dan merencanakan pendidikan keluarga mereka ke luar negeri, dalam HSBC Premier Global Education PackageIrene Dewi, Head of Premier Segment-HSBC Indonesia menambahkan, mempersiapkan pendidikan yang terbaik harus dimulai sejak dini dan dengan perencanaan yang matangTerlebih lagi katanya, mengingat tingginya biaya pendidikan yang semakin mahal, terutama berencana mengirimkan si buah hati bersekolah di luar negeri.

"Australia misalnya, yang merupakan negara paling populer sebagai tujuan pendidikan, memiliki laju tingkat inflasi yang paling tinggi yaitu 380 persen tahun 2000 hingga 2010, atau meningkat hampir empat kali lipat," pungkasnya(dio/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadilan Tunjuk Pengurus Aset Mandala


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler