Huawei Diblokir, Tiongkok Bully Selandia Baru

Senin, 18 Februari 2019 – 06:45 WIB
Suasana Kongres ke-19 Partai Komunis Tiongkok. Foto: AP

jpnn.com, WELLINGTON - Pemerintah Tiongkok menyokong penuh raksasa teknologi Huawei yang kini dikucilkan sejumlah negara. Beijing melakukan aksi balasan kepada negara yang menyerang perusahaan yang kerap dituduh melakukan aksi spionase tersebut.

South China Morning Post melaporkan, Tiongkok menyiapkan balasan kepada Selandia Baru. Negeri Kiwi itu termasuk yang memblokir Huawei.

BACA JUGA: Please, Jangan Percaya Isu Kolom Agama di e-KTP Bakal Dihapus demi WNA

BACA JUGA: Huawei Diserang, Tiongkok Meradang

Beijing telah berancang-ancang menunda kerja sama pariwisata dengan Selandia Baru. Padahal, Asosiasi Pariwisata Selandia Baru-Tiongkok sudah menyiapkan berbagai fasilitas untuk menarik turis dari negeri dengan kue ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Misalnya, pemasangan layanan pembayaran asal Tiongkok, Alipay dan WePay.

BACA JUGA: Turki Kecam Kamp Uighur, Tiongkok Sindir Erdogan

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern membenarkan bahwa hubungan kedua negara memang sedang rumit. Namun, dia menyangkal kabar bahwa hubungan bilateral sudah rusak. ''Saya sudah mendapatkan undangan ke Tiongkok. Dan undangan itu tak berubah,'' ujarnya.

Seharusnya, perdana menteri termuda sepanjang sejarah Selandia Baru tersebut berkunjung akhir tahun lalu. Namun, sampai saat ini, belum ada tanggal pasti kapan Ardern bakal disambut Perdana Menteri Xi Jinping. Malah, pemerintah Selandia Baru dikejutkan insiden penolakan pesawat Air New Zealand rute Auckland-Shanghai.

BACA JUGA: Tiongkok Tarik 12 Ribu Botol Plasma Darah, Alasannya Bikin Panik

Tahun lalu Huawei menjadi pabrikan ponsel terbesar ketiga di dunia. Perusahaan teknologi asal Tiongkok itu sempat berada di posisi kedua, satu strip di bawah Samsung. Kini Huawei benar-benar menjadi ancaman bagi Apple yang di pengujung tahun lalu akhirnya kembali merebut posisi kedua.

BACA JUGA: Turki Kecam Kamp Uighur, Tiongkok Sindir Erdogan

Pengusaha sudah pasti khawatir dengan keadaan tersebut. Tahun lalu 15 persen dari 3,8 juta wisman datang dari Tiongkok. Pengeluaran mereka menyumbang USD 16 miliar (Rp 226 triliun) kepada PDB Selandia Baru.

Belum lagi industri susu dan produk turunan yang mengandalkan Tiongkok sebagai pasar utama. Sebanyak 25 persen ekspor produk olahan susu dikirimkan ke sana dengan total USD 15 miliar (Rp 212 triliun).

''Jangan sampai ramalan (hubungan retak, Red) itu terjadi. Konsekuensinya sangat berbahaya,'' tegas Jason Young, direktur New Zealand Contemporary China Research Centre di Victoria University.

Sampai saat ini, Huawei belum menyerah untuk memasuki pasar Selandia Baru. Pekan lalu mereka memasang iklan satu halaman di koran Australia. Mereka menyatakan, ''5G tanpa Huawei sama seperti rugby tanpa Selandia Baru''.

Saat ini Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Wanzhou saat ini menjalani tahanan rumah di Kanada. Penahanan tersebut merupakan permintaan pemerintah AS terkait dengan tuduhan pelanggaran aturan sanksi ekonomi AS terhadap Iran. Meng merupakan putri tertua Ren Zhengfei, pendiri Huawei yang sebelumnya menjadi ahli teknologi militer Tiongkok. (bil/c22/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelamatan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler