Hubungan Arab Saudi-Republik Islam Iran Memanas Lagi, Simak Pidato Raja Salman Ini

Kamis, 12 November 2020 – 14:17 WIB
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Foto: AFP

jpnn.com, RIYADH - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mendesak dunia agar mengatasi upaya Iran dalam mengembangkan program rudal nuklir dan balistik.

"Kerajaan Arab Saudi menekankan bahaya proyek regional Iran, campur tangan Iran di negara lain, maupun pengembangan terorisme. Kerajaan Arab Saudi meminta sikap tegas dari komunitas internasional terhadap Iran yang mengembangkan program rudal balistik," kata Raja Salman dalam pidato tahunan di depan badan tertinggi penasihat pemerintah, Kamis (13/11).

BACA JUGA: Begini Ketatnya Penyelenggaraan Umrah di Arab Saudi Saat Pandemi

Pidato publik itu merupakan yang pertama disampaikan penguasa berusia 84 tahun itu sejak Sidang Umum PBB pada September lalu. Ketika itu dia juga membidik Iran.

Arab Saudi dan Iran telah berlomba-lomba menebar pengaruh di kawasan Timur Tengah sejak berpuluh tahun lalu.

BACA JUGA: Habib Rizieq Sudah di Bandara Jeddah dan Lewati Imigrasi Arab Saudi

Mereka mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam berbagai konflik di kawasan, dari Suriah hingga Yaman.

Terkait konflik Yaman, tempat Arab Saudi selama enam tahun terakhir memimpin koalisi militer dalam memerangi pemberontak Houthi yang disokong Iran, Raja Salman menegaskan dukungannya terhadap upaya pimpinan PBB untuk mencapai penyelesaian politik.

BACA JUGA: Bukhori Menduga, Ini Penyebab Utama Habib Rizieq Pergi ke Arab Saudi

Namun, dia mengutuk serangan metodologis dan terencana yang dilancarkan Houthi terhadap warga sipil di Arab Saudi.

Raja Salman mengingatkan bahwa aktivitas sekutu Iran tersebut dapat mengganggu rantai pasokan minyak global.

"Kami berupaya menjamin stabilitas pasokan minyak global untuk melayani produsen dan konsumen, meskipun COVID-19 berdampak pada pasar minyak," kata Raja Salman.

Tidak ada reaksi langsung dari Iran atas pernyataan raja tersebut. Namun, Teheran sebelumnya pernah menyebut tudingan-tudingan Saudi itu tidak berdasar, termasuk soal mempersenjatai kelompok-kelompok militan dan teroris di Timur Tengah.

Ketegangan meningkat di kawasan itu sejak Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran.

Trump juga menerapkan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Republik Islam Iran.

Arab Saudi tentu saja sangat mendukung jurus tekanan maksimum yang digunakan Trump terhadap Iran tersebut.

Dengan naiknya Joe Biden sebagai presiden menggantikan Trump, kebijakan AS terhadap Iran kemungkinan besar bakal berubah.

Biden pernah mengatakan dia akan membawa AS kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran.

Tak hanya itu, dia juga pernah berjanji akan merevaluasi hubungan AS dengan Arab Saudi. (ant/dil/jpnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler