Hubungan DPW Sumut-DPP PPP Merenggang

Senin, 24 Februari 2014 – 01:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Hubungan Dewan Pengurus Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Sumut dengan Dewan Pimpinan Pusat (PPP) partai berlambang kabah itu tampaknya merenggang.

Ini gara-gara sikap Ketua DPW PPP Sumut Fadly Nurzal, yang bersama Ketua DPW Jabar Rachmat Yasin, Ketua DPW Sulawesi Selatan (Sulsel) Amir Uskara, dikabarkan menjadi motor penjegalan upaya Mukernas II di Bandung beberapa waktu lalu mengusung nama Ketua Umum PPPP Suryadharma Ali (SDA) sebagai capres tunggal dari PPP.

BACA JUGA: Kombinasi Sipil-Militer Masih Dianggap Perlu

Sementara, para petinggi DPP PPP kompak menginginkan SDA sebagai capres tunggal. Mukernas pun gagal mengajukan SDA sebagai capres tunggal.

Wakil Ketum DPP PPP Hasrul Azwar pun terang-terangan mengaku ogah merayu Fadli agar berubah pikiran.

BACA JUGA: DPD PAN Kota Bekasi Siapkan 2.051 Saksi TPS

"Tidak ada pendekatan lagi. Saya sudah bicara (dengan kelompok Fadli, red), mereka bersikeras dengan sikapnya. Mereka menganggap wajar (mencalonkan nama-nama lain selain SDA sebagai capres, red. Mereka bilang wajar, saya bilang itu tidak wajar," ujar Hasrul Azwar kepada JPNN, Minggu (23/2).

Secara prinsip, Ketua Fraksi PPP DPR RI itu mengatakan, sudah semestinya PPP mengusung kadernya sendiri sebagai capres. Hasrul mengaku tidak peduli dengan tokoh-tokoh di luar partainya, yang menurut hasil sejumlah survei, elektabilitasnya moncer.

BACA JUGA: Surat Suara Rusak Bertambah

"Saya hanya kenal SDA, titik. Saya tak peduli Jokowi populer, itu bukan urusan saya. Sama seperti Gerindra, Prabowo, titik," tegas Hasrul.

Lantas kapan akan dibicarakan lagi pencapres dari PPP? "Setelah pileg baru akan dibahas lagi," ujar Hasrul.

Diberitakan sebelumnya, penjegalan deklarasi pencapresan tunggal SDA sudah dirancang sebelum Mukernas, yang dimotori Fadly, Ketua DPW Jabar Rachmat Yasin, dan Ketua DPW Sulsel Amir Uskara.

Kelompok Fadli cs ini "menang", terbukti Mukernas gagal mengusung SDA sebagai capres tunggal. Mukernas menyebut sembilan nama, yakni Jusuf Kalla, Joko Widodo, Din Syamsuddin, Khofifah Indar Parawansa, Isran Noor, Jimly Asshiddiqie, Yenny Wahid dan Jenderal Moeldoko. Belakangan dua nama terakhir dicoret karena tidak mau dicapreskan. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Caleg Bandel Bakal Diekspos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler