jpnn.com - BEIJING – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat Beijing geram.
Pada Minggu waktu setempat (11/12), Trump menggugat kebijakan Satu Tiongkok (One China) yang menjadi landasan hubungan dua negara sejak 1979.
BACA JUGA: Bom Meledak, 25 Umat di Katedral Tewas
Dalam wawancara di Fox News Sunday, taipan 70 tahun tersebut mempertanyakan manfaat kebijakan itu bagi AS.
Komentar Trump tersebut jelas memerahkan telinga Tiongkok. Kemarin (12/12) Beijing mereaksi keras pernyataan pengganti Presiden Barack Obama tersebut.
BACA JUGA: Turki Berkabung Lagi Akibat Bom Setelah Pertandingan Bola Usai
”Kebijakan Satu Tiongkok merupakan fondasi politik dua negara. Jika fondasi itu diusik atau dipertanyakan, hubungan dan kerja sama AS-Tiongkok yang kuat serta stabil akan terganggu,” terang Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang kemarin.
Untuk kali ketiga dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Trump membuat Beijing tersinggung.
BACA JUGA: 57 Mahasiswa Indonesia di Lebanon Ikuti Orientasi Wawasan Kebangsaan
Kali ini pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak sekadar mereaksi keras pemilik Trump Tower tersebut. Melainkan juga mengecamnya.
Beijing berharap tokoh yang diusung Partai Republik itu tidak merusak tatanan yang berjalan. Jika dia merombak atau mengabaikan, hubungan dua negara menjadi taruhan.
”Donald Trump seperti anak kecil yang tidak paham diplomasi,” kritik Global Times dalam edisi bahasa Mandarin kemarin.
Surat kabar di bawah People’s Daily yang merupakan suara Partai Komunis Tiongkok itu memang paling gencar mengkritisi Trump.
Sejak perbincangan telepon Trump dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, harian yang juga terbit dalam bahasa Inggris tersebut menganggap ayah Ivanka itu sebagai ancaman.
Percakapan langsung Trump dan Tsai meski lewat telepon menandai interaksi perdana AS dan Taiwan tanpa perantaraan Beijing.
Karena itu, wajar jika media Tiongkok lantas mengecam pebisnis sukses asal Manhattan tersebut.
”Jika AS menyatakan dukungan terhadap Taiwan dan meningkatkan transaksi penjualan senjata dengan Taiwan, Tiongkok tidak akan segan mendukung musuh-musuh AS,” terang Global Times.
Dukungan yang dimaksudkan media nasionalis tersebut adalah bantuan militer.
Apabila Trump melanjutkan provokasi terhadap Beijing, Global Times mengimbau pemerintahan Xi untuk langsung memberikan bantuan militer kepada negara-negara yang bermusuhan dengan AS. Sebab, tanpa bingkai kebijakan Satu Tiongkok, Beijing tidak akan menganggap Washington sebagai mitra.
Tentang Taiwan yang berani mengontak langsung Trump, Beijing menyiapkan sanksi.
Dalam waktu dekat, Tiongkok bakal menerbitkan serangkaian kebijakan baru menyangkut provinsi di seberang lautan itu.
”Kami tidak akan memprioritaskan reunifikasi damai. Kami tidak segan menggunakan kekuatan militer untuk membuat Taiwan kembali bersatu dengan kami,” terang pejabat Beijing kepada Global Times.
Belakangan, Negeri Panda memang sengaja memantau manuver politik Trump. Sebab, setelah berbincang dengan Tsai, Trump menyerang Beijing lewat Twitter.
Dalam cuitannya, mantan host The Apprentice tersebut mengkritik Tiongkok yang seenaknya menerapkan kebijakan finansial dan teritorial.
Dua langkah itu disusul dengan gugatan Trump terhadap kebijakan Satu Tiongkok.
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa kebijakan Satu Tiongkok seharusnya bisa diubah. Sebab, kebijakan tersebut tidak bersifat mengikat.
”Saya tidak paham mengapa kita harus tunduk pada kebijakan Satu Tiongkok jika kita tidak membuat kebijakan serupa yang wajib mereka patuhi,” ungkapnya.
Menurut Trump, kebijakan Satu Tiongkok tidak mendatangkan keuntungan yang berarti bagi Negeri Paman Sam. (AFP/Reuters/CNN/hep/c16/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abu Sayyaf Hendak Culik Nelayan, Ternyata Tentara Menyamar, Akhirnya...
Redaktur : Tim Redaksi