SURABAYA - Hingga kemarin (1/12) erupsi Gunung Bromo belum menunjukkan penurunanHujan abu vulkanik juga terus mengarah ke pemukiman
BACA JUGA: Awang Faroek Dituntut Mundur
Bahkan abu yang mengarah ke pemukiman kini berubah warnaBACA JUGA: Usai Pesta, Puluhan Warga Keracunan
Abu yang membawa materi silica itu mulai merusak sejumlah tanaman di ladang pertanian warga.Hujan abu kemarin berlangsung lebih lama dari pada Selasa (30/11)
BACA JUGA: Shock Seminggu, Bersyukur Negatif HIV/AIDS
Saat itu abu vulkanik Bromo terus mengarah ke utara dan timur lautPada selasa pagi, sekitar pukul 05.00, asap dan abu yang keluar dari kawah mulai berubah warna, dari coklat ke merah pekatMeskipun tidak dalam jumlah banyak namun abu terus jatuh ke sekitar Cemoro Lawang, desa Ngadisari kecamatan Sukapura.Abu yang turun kemarin terlihat berlangsung sampai menjelang soreMeskipun sekitar pukul 12.00 - 15.00 hujan mengguyur kawasan Bromo, tapi tetap saja rintikan air hujan turun disertai abu berwarna merahKondisi seperti ini tidak terjadi sebelumnyaPada selasa, hujan abu hanya terjadi sampai menjelang siangSebab sejak siang arah semburan abu mulai terbawa angin ke utara (Pasuruan)Sedangkan kawasan pemukinan di Ngadisari lokasinya dari kawah Bromo lebih ke arah timur laut.
Kepala bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika membenarkan jika dari pengamatannya hujan abu tetap mengarah ke utara dan timur lautSelain itu abu yang keluar juga berwarna merah pekatMenurut Gede perubahan warna abu tersebut pengaruh dari material yang berasal dari dalam kawah"Warna merah itu disebabkan kadar belerang yang masih banyak dan ada campuran silica juga," tutur Gede.
Silica sendiri merupakan salah satu bahan campuran pembuatan kaca yang bisa membahayakan pernafasan dan pengeliatan manusiaOleh karena itu Gede menghimbau agar masyarakat tetap patuh pada himbauan petugas agar selalu menggunakan masker"Tapi sampai saat ini kandungan silica yang keluar tidak terlalu banyak, mungkin hanya jatuhnya disekitar kaldera," terangnya.
Sejauh ini memang belum ada laporan adanya masyarakat yang menjadi korban abu vulkanik yang jatuh diatas Cemoro Lawang dan sekitarnyaNamun dari pengamatan Jawa Pos, sejumlah tanaman yang ada di ladang warga mengalami kerusakanTanaman yang banyak rusak merupakan jenis kacang koro atau masyarakat sekitar menyebutnya Benguk.
Sudiro, salah satu petani asal Ngadisari mengatakan kebanyakan tanaman yang rusak berada di ladang yang jaraknya dari kawah sekitar 4-6 kmTanaman yang rusak menurut dia akibat kandungan belerangSudiro mengatakan, sejauh ini tanaman yang rusak kebanyakan jenis kacang koroRusaknya tanaman ini terlihat mengering dan matiSedangkan tanaman lain seperti kol, kentang, dan bawang daun masih banyak yang kuat menahan hujan abuUntuk mengatasi problem tersebut, petani biasanya membersihkan tanaman dengan cara dikebas-kebas dan selanjutnya disirami cukup air.
Lanjutnya, petani biasanya tidak terlalu risau jika hujan abu vulkanik tidak terlalu lebatApalagi biasanya hujan abu malah membuat tanah ladang makin subur"Biasanya kalau habis seperti ini ditanami bibit baru malah panennya melimpah," ujar SudiroMenurut dia, hujan abu saat ini tidak terlalu parah seperti halnya yang terjadi pada erupsi Bromo 2004.
Hujan abu yang sudah dua hari mengguyur Cemoro Lawang membuat beberapa sekolah melakukan kerja baktiSDN Ngadisari 2 yang jaraknya sekitar 5 km dari kawah Bromo kemarin melakukan kegiatan bersih-bersih bersama siswanyaSebab sekolah yang berada di Jalan Raya Bromo 20 itu dinding dan lantainya tertutup abu"Kalau tidak dibersihkan kuatir mengganggu kesehatan anak-anak," ujar Ernawati, kepala SDN Ngadisari 2.
Kondisi vulkanologi Bromo sendiri kemarin masih tercatat tidak ada perubahan signifikanDari pukul 06.00 - 12.00 tercatat gempa vulkanik terjadi 6 kali dengan amplitudo 10-14 mmLama gempa 12-30 detikSedangkan gempa tremor masih tercatat terjadi terus menerus, amplitudo 2-5 mmDan ketinggian asap mencapai 150-200 meter(gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Siaga Satu
Redaktur : Tim Redaksi