Hujan, Aceh Utara Terendam

Selasa, 03 November 2009 – 10:58 WIB
MATANGKULI- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Utara, malam Senin (1/11) mengakibatkan sembilan desa dari tiga kecamatan terendam banjir.  Ditambah dengan tidak adanya tanggul irigasi di sembilan desa tersebut hingga berakibat meluapnya sungai Krueng Keureto.  Ketinggian air yang memeasuki areal pemukiman bervariasi berkisar antara 60 cm hingga 1,5 meter.

Sembilan desa yang terendam banjir meliputi, Desa Teupin Mee, Desa Blang di Kecamatan Tanah Luas, Desa Alue Thoe, Tumpok Barat, Hagu, Cawang, Tanjong dan Desa Siren di Kecamatan Matangkuli, serta Desa Alue Bungkoh di Kecamatan Pirak Timu.   Namun di Desa Alue Bungkoh airnya belum parah dan hanya menggenangi kebun dan sawah warga belum merambah masuk ke areal pemukiman warga.

Pantauan JPNN Grup, sejumlah rumah warga dan puluhan hektar sawah yang baru memasuki masa tanam itu juga ikut terendam banjir kiriman tersebut.  Bahkan beberapa sekolah seperti, SD Negeri 6 dan MTsN Matangkuli terpaksa menghentikan aktivitas belajar-mengajarnya.  Sebab seluruh pekarangan sekolahnya ikut terendamSementara itu banjir juga terjadi di Kecamatan Tanah Luas, meski air tidak memasuki pekarangan sekolah, para siswa tetap diliburkan karena sejumlah ruas jalan yang harus dilalui siswa terendam banjir.

Selain itu beberapa lokasi banjir juga ikut merendam sejumlah ruas jalan, sehingga menyulitkan kendaraan untuk melintas, khususnya roda dua

BACA JUGA: Nabi Palsu Yakin Bebas

Keadaan banjir terparah terjadi di Desa Hagu, di atas badan jalan air menggenangi hingga lutut orang dewasa, sehingga menyebabkan banyak sepeda motor warga yang nekat melintas menjadi mogok akibat kemasukan air ke dalam busi dan knalpot.

M jamil yusuf, Kadus Damai, Desa Hagu, Kecamatan Matangkuli, kepada koran ini menyebutkan, air naik secara tiba–tiba sekira pukul 04.00 Wib.  Kondisi ini membuat warga yang sedang terlelap kelabakan untuk memindahkan harta bendanya ketempat yang lebih tinggi.

"Kami sudah bosan dengan musibah banjir tahunan yang dikarenakan tidak adanya tanggul irigasi.  Ditambah lagi letak desa kami sangat dekat dengan Sungai Krueng Keureto.  Sehingga jika terjadi hujan deras maka dapat dipastikan luapan air sungan akan langsung merendam desa kami.  Sepertinya sudah menjadi langganan banjir bagi kami," terangnya.

Untungnya, sambung M.jamil, banyak rumah warga yang berkontruksi panggung.   Hingga air tidak langsung masuk rumah, meskipun demikian warga tetap saja rugi karena sawah dan kebun yang telah ditanami palawija terendam air.  Bahkan dipastikan gagal panen, terang kadus.

Selaku warga mereka berharap kepada Pemda Aceh Utara melalui dinas terkait agar segera membangun tanggul irigasi di sepanjang desa mereka.  Mengingat desa mereka dikelilingi olehj aliran sungai (Krueng) Keureto.  Jika tidak, maka warga akan terus merasakan pahitnya banjir setiap tahunnya.  (agt)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Calhaj Diturunkan di Medan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler