BOGOR - Hujan deras yang hampir setiap hari mengguyur Bogor dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu, sempat membuat Pintu Air Katulampa mengalami siaga IIIPasalnya, ketinggian air sempat mencapai 100 sentimeter pada pukul 01:00
BACA JUGA: Hamil, Calhaj Batal Berangkat
Hal ini membuat petugas pintu air waspada akan datangnya banjir.Namun, menjelang pagi hari ketinggian berangsur-angsur turun dan kembali normal dengan angka 40 sentimeter karena intensitas hujan tidak begitu besar
“Dinihari tadi (kemarin, red), status sempat siaga tiga karena hujan deras mengguyur Bogor pada malam hari
BACA JUGA: Mantan Bupati Harus Bertanggung Jawab Soal Lahan Sawit
Seluruh petugas jaga disiagakan untuk mengantisipasi luapan air yang turun dari hulu Sungai Ciliwung di Puncak,” kata penjaga Pintu Air Katulampa, Andi Sudirman kepada Radar Bogor, kemarin.Ia menjelaskan, peningkatan status dipengaruhi oleh kondisi cuaca
BACA JUGA: Freeport Dituding Biang Kerok
Namun, jika hujan merata di seluruh Bogor mulai dari Puncak, bisa dipastikan ketinggian air akan meluap dengan cepat“Agar bisa terus kami pantau, telah dipasang alat pendeteksi yang jika melebihi batas normal akan mengeluarkan bunyi mirip alarm,” imbuhnya.Kondisi pintu air yang sempat mengering di bawah nol sentimeter pada musim kemarau lalu, dimanfaatkan dengan memperbaiki beberapa kerusakan pada sarana maupun prasaranaSeperti pintu hidrolik dan memasang dua buah CCTV yang terintegrasi langsung ke dalam laman milik Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Sungai Ciliwung-Cisadane, berikut data terbaru berapa ketinggian air yang sedang terjadi.
“Kami mendapat bantuan dari Nokia Siemens Network untuk pemasangan sistem pemantau ketinggian air yang dipasang di sekitar pintu airMasyarakat juga bisa mengaksesnya ke dalam internet dan SMS yang tertera pada laman milik DPSDA Sungai Ciliwung-Citarum,” bebernya.
Lebih jauh Andi melanjutkan, saat ini fokus utama pihaknya adalah menjaga agar beberapa fasilitas penunjang tidak rusak seperti saat banjir bandang lima tahun yang laluAkibatnya, sistem pintu hidrolik yang berfungsi mengalihkan aliran air tidak jalan dan harus dilakukan secara manual
“Kami menyadari masyarakat Jakarta sangat bergantung kepada Katulampa, sehingga jika terjadi banjir pasti yang disalahkan adalah BogorUntuk menatisipasinya, kita rutin mengecek pintu air dan menyingkirkan sampah yang bisa mengganggu kelancaran arus air,” tandasnya.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di bantaran kali maupun dataran tinggi wajib mewaspadai intensitas curah hujan yang kian meningkatPasalnya, antara Oktober hingga Februari akan terjadi banjir maupun longsor karena setiap hari selalu diguyur hujan.
Koordinator Forecast Stasiun Klimatologi Bogor, Leny Jantika menjelaskan, curah hujan kembali normal pada minggu ketiga OktoberKarena pada saat itu angin mulai bergerak dari darat dan semakin meninggi, yang kemudian membentuk awan hujan“Perlahan-lahan bergerak dari awan rendah, menengah lalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya hujan,” katanya.
Meski begitu, hujan masih normal dan belum memasuki cuaca ekstremHal ini ditandai dengan sifat hujan yang terus-menerus turun walaupun intensitasnya masih kecil“Tampaknya pada Desember hingga Januari hujan ekstrem akan terjadi, dan puncaknya akan terjadi di Februari karena itu merupakan batas akhir dari musim hujan,” jelasnya.(rur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Isu Setoran Uang Keamanan Rusak Mental Prajurit
Redaktur : Tim Redaksi