jpnn.com - TOKYO - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Jepang Caroline Kennedy mengkritisi perburuan lumba-lumba yang menjadi tradisi di Negeri Sakura tersebut. Melalui Twitter, putri mendiang Presiden AS John F. Kennedy (JFK) itu menyatakan prihatin. Sebab, dia menyamakan ritual perburuan mamalia laut tersebut dengan pembunuhan.
Kemarin (21/1) keprihatinan Kennedy itu menuai reaksi serius dari pejabat Kota Taiji, Distrik Higashimuro, Prefektur Wakayama. Seorang pejabat perikanan setempat menilai satu-satunya anak JFK yang masih hidup tersebut salah sangka.
BACA JUGA: Tunggu Disambung Lagi, Tangan Dicangkok di Kaki
Menurut pejabat yang namanya dirahasiakan itu, Kennedy terlalu larut dalam kampanye anti perburuan lumba-lumba yang berembus kencang pada musim perburuan ini. "Sebaiknya beliau menyaksikan sendiri perburuan yang kami lakukan," ungkapnya.
Dia menambahkan, para nelayan yang terlibat dalam ritual perburuan lumba-lumba itu menganut metode yang beradab. Dia juga mengungkapkan, perburuan yang selalu berakhir dengan pembunuhan tersebut bukan aksi yang brutal. Meski, ritual tahunan itu selalu sukses memerahkan lautan yang menjadi medan perburuan.
BACA JUGA: Chili Larang Jersey Mirip Peta Palestina
"Taiji adalah kota yang sangat kecil di pinggiran negeri. Kami tidak memiliki industri kuat untuk mendukung perekonomian lokal," jelas pejabat tersebut. Karena itu, dia sengaja mengundang Kennedy ke Taiji agar bisa menyaksikan sendiri dampak perburuan itu bagi perekonomian. Perburuan lumba-lumba tersebut memang mendatangkan banyak keuntungan bagi masyarakat.
"Beliau harus ke sini agar bisa memahami betapa pentingnya perburuan itu bagi masyarakat. Sebagian besar nelayan mengandalkan perburuan tersebut sebagai sumber mata pencaharian. Selain itu, sebagian besar masyarakat bekerja di pabrik-pabrik pengolahan daging lumba-lumba," ucapnya. Selain diambil dagingnya untuk dikonsumsi, lumba-lumba yang berukuran kecil dijual. (AFP/hep/c15/tia)
BACA JUGA: Inggris Selidiki Dugaan Suap Rolls Royce untuk Tommy Soeharto
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Ukraina Ajak Oposisi Berunding
Redaktur : Tim Redaksi