jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY meluncurkan empat buku berisi pikiran dan gagasannya tentang berbagai hal pada Kamis (10/8) malam.
Keempat buku yang masing-masing berjudul TNI Hebat, Negara Kuat; Mewujudkan Indonesia Emas; Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi; dan Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Bangkit, itu disatukan dalam satu set boks berjudul Tetralogi Transformasi AHY.
BACA JUGA: Dibilang Luhut Kampungan, AHY Tertawa Lalu Menyebut Begini
Sejumlah tokoh memberikan testimoni tentang AHY maupun keempat bukunya yang diluncurkan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-45 putra sulung Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Kakak kelas AHY di Akademi Militer (Akmil), M Iftitah, mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan testimoni tentang kiprah tokoh muda kelahiran Bandung, 10 Agustus 1978, itu.
BACA JUGA: AHY Bakal Luncurkan Tetralogi pada Hari Moeldoko Keok Lagi
Iftitah mengaku mengenal AHY saat sama-sama di Akmil. Saat AHY masih menyandang pangkat kopral taruna, Iftitah sudah menjadi sersan taruna.
Menurut Iftitah, perpeloncoan di Akmil berbeda dengan perguruan tinggi lain. Di perguruan tinggi, mahasiswanya hanya dipelonco saat baru masuk untuk pengenalan kampus.
BACA JUGA: Berterima Kasih kepada SBY, Anies: Pasti Bisa Menang
Adapun menjadi taruna Akmil berarti menjalani perpeloncoan selama menjalani pendidikan.
“Empat tahun dipelonco, semua taruna, termasuk anak-anak jenderal,” tutur Iftitah.
Alumnus Akmil 1999 itu mengakui AHY sebagai sosok pintar. AHY lulus Akmil pada 2000 dengan meraih Adhi Makayasa.
Saat berkiprah di TNI, AHY juga menjalani berbagai pendidikan, termasuk di kampus-kampus bergengsi di luar negeri.
AHY sebagai perwira muda TNI juga ikut mendirikan Universitas Pertahanan (Unhan).
“Penguatan TNI bukan hanya alutsista, melainkan juga sumber daya manusianya,” ujar Iftitah mengutip pendapat AHY.
Mantan Wakil Menlu Dino Patti Djalal juga memiliki testimoni tentang karakter AHY dan keluarga besar SBY.
Mantan juru bicara kepresidenan itu menyebut AHY tidak hanya tumbuh di keluarga yang dekat secara emosional, tetapi juga intelektual.
AHY, sebut Dino, tertulari sense of nation dari SBY. “Artinya, tugas negara selalu yang utama,” ucapnya.
Lebih lanjut Dino mengatakan keluarga besar AHY memang spesial. Kakek AHY ialah Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang dikenal sebagai tokoh militer tanah air.
Sarwo Edhie memiliki putri bernama Kristiani Herawati. Bu Ani -panggilan kondang Kristiani- bersuamikan SBY.
Pasangan SBY-Ani dikaruniai putra sulung yang kini dikenal dengan inisial AHY.
“Keluarga yang penuh dengan talenta sense of destiny untuk tugas negara dalam posisi apa pun,” ulasan Dino.
Menurut Dino, keingintahuan itelektual atau intellectual curiosity AHY juga terus berkembang. Hal itu pernah membuat pemerintah Indonesia di era Presiden SBY mengubah kebijakan luar negerinya.
Dino menuturkan AHY pernah bertanya kepada SBY soal sikap politik luar negeri Indonesia atas perlucutan senjata pemusnah massal.
AHY menganggap sikap Indonesia sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. SBY sebagai presiden meneruskan pertanyaan AHY itu kepada Dino selaku juru bicara bidang luar negeri kepresidenan.
Syahdan, Dino meneruskan pertanyaan itu kepada Menlu RI. Ternyata Menlu RI di era pemerintahan SBY juga baru menyadari soal itu.
Akhirnya Indonesia mengubah kebijakan politik luar negerinya soal disarmament atau perlucutan senjata pemusnah massal tersebut.
“Kebijakan Indonesia berubah karena diawali pertanyaan AHY,” kisah Dino.
Namun, Dino juga menegaskan hal itu tidak terlepas dari keuntungan AHY sebagai anak presiden.
Meski demikian, Dino menganggap AHY tidak terlena dengan posisi itu. Dino menilai AHY mampu menciptakan profil diri dan dan prestasi sendiri.
Testimoni lain soal AHY datang dari Sekjen PD Teuku Riefky Harsya. Pria asal Aceh itu mengenal AHY menjelang Pemilu 2004.
Saat itu, AHY yang masih berpangkat letda ditugaskan ke Aceh yang berstatus daerah darurat militer.
Harsya menilai AHY saat itu merupakan sosok kaku yang tidak suka berbasa-basi.
“Mungkin karena situasi perang, AHY tentara, saya orang Aceh,” ujar Harsya yang langsung disambut tawa hadirin.
Namun, lama-lama Harsya mengenal sosok AHY. Legislator PD di DPR RI itu menyebut AHY mampu bertransformasi dari tentara, lalu pensiun dini untuk maju di Pilkada DKI 2017, kemudian sekarang memimpin partai.
“Banyak sekali perubahan dari orang yang terkesan kaku menjadi dinamis seperti sekarang,” tutur Harsya.
Meski demikian, Harsya menganggap AHY sebagai sosok yang konsisten memegang nilai dan prinsip.
“AHY adalah aset bangsa, ia mewakili zamannya,” kata Harsya.
Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan yang menghadiri peluncuran Tetralogi Transformasi AHY juga menyampaikan testimoninya.
Bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu mengenal AHY saat sama-sama menjadi pembicara seminar di SMA Taruna Nusantara, Magelang, pada dekade 2000-an.
Saat itu AHY hadir sebagai alumnus salah satu SMA terbaik di Indonesia tersebut, sedangkan Anies masih menjadi akademikus.
“Kesan pertama kenal (AHY), cerdas tetapi kaku,” kata Anies.
Namun, Anies menganggap AHY kini makin cerdas. Tetralogi itu adalah salah satu bukti kecerdasan AHY.
“Ini pikiran besar. Orang muda menuliskan gagasan untuk masa depan, orang tua menuliskan biografi masa lalu,” kata Anies.
Lebih lanjut mantan menteri pendidikan itu menyodorkan tamsil tentang batu bara dan berlian. Menurut Anies, batu bara dan berlian berasal dari materi yang sama.
Perbedaannya ialah berlian terkena tekanan panas terus-menerus. Hal itu tidak terjadi pada batu bara.
“Jadi, kalau sekarang (AHY) kena tekanan terus-menerus, karena nanti akan muncul menjadi berlian,” ucap Anies yang langsung disambut aplaus hadirin.
Mantan rektor Universitas Paramadina itu menganggap tetralogi tersebut menunjukkan AHY bukan hanya pemikir, melainkan juga pencinta tanah air.
Anies menyebut AHY telah menorehkan sejarah luar biasa. “Insyaallah ke depan juga akan ada sejarah luar biasa,” ucapnya.
Adapun AHY saat menyampaikan kata sambutan pada peluncuran tetraloginya langsung berterima kasih kepada tokoh-tokoh yang memberikan testimoni.
“Semoga genuine, tulus,” ucapnya.
Menurut AHY, tetraloginya merupakan persembahan untuk berbagai pihak. Buku pertama yang berjudul TNI Hebat, Negara Kuat dipersembahkan untuk TNI yang pernah membesarkannya.
Adapun buku kedua yang berjudul Mewujudkan Indonesia Emas merupakan persembahan untuk generasi muda dan para akademisi.
“Generasi muda harus memiliki SDM berdaya saing dan kompetensi, bukan hanya bonus demografi,” katanya.
Syahdan, AHY mempersembahkan buku ketiga -Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi- dan keempat -Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Bangkit- kepada kader partainya dan para pencinta demokrasi.
“Melaiui tetralogi ini saya berpesan apa pun baju dan profesinya, kita selalu mengabdi untuk bangsa, negara ,dan rakyat Indonesia yang kita cintai. Mari menjadi bagian dari transformasi bangsa, transformasi tanpa akhir,” pesannya.(mcr8/jpnn.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan Sampaikan Pesan Khusus Kepada AHY, Simak
Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra