Hukuman Edhy Prabowo Disunat, Begini Komentar Tajam Bang Reza

Rabu, 09 Maret 2022 – 22:58 WIB
Reza Indragiri Amriel. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengomentari pengurangan hukuman penjara bagi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Mahkamah Agung (MA) mengurangi hukuman Edhy dari 9 tahun penjara menjadi 5 tahun karena menilai Edhy bekerja dengan baik saat menjadi menteri.

BACA JUGA: Hakim Jatuhkan Vonis ke Pengusaha Eksportir Benih Lobster dan Stafsus Edhy Prabowo

Menanggapi hal tersebut, Reza mengatakan korupsi menurunkan kepuasan kerja terhadap kinerja seseorang.

"Korupsi akan membawa organisasi ke situasi tidak efektif dan kurang produktif," kata Reza, Rabu (9/3).

BACA JUGA: Tok! Sebegini Hukuman Hakim untuk Edhy Prabowo

Dengan begitu, lanjut dia, kinerja akan memburuk, baik performa individu maupun  organisasi.

Untuk itu, Reza mengaku sulit memahami pengurangan masa tahanan bagi pejabat yang divonis bersalah karena disebut bekerja dengan baik.

BACA JUGA: Edhy Prabowo Paparkan Prestasinya saat Menjabat sebagai Menteri di Hadapan Hakim

"Korupsi, ketika dilakukan pejabat negara, sepatutnya diposisikan sebagai kejahatan yang menghapus segala catatan kebaikannya," ujar dia.

Alumnus Universitas Melbourne itu menilai integritas sehatusnya menjadi elemen mutlak dalam penilaian kinerja.

Selama elemen integritas belum terpenuhi, kata dia, maka elemen-elemen lainnya tak lagi menentukan penilaian kinerja seseorang.

Dosen PTIK itu menyebut mengaitkan  kinerja baik organisasi dengan individu yang korupsi merupakan hal yang tidak tepat.

"Perilaku koruptif justru menandakan bahwa individu bersangkutan memiliki komitmen rendah pada organisasi tempatnya bekerja," tutur Reza.

Menurut dia, kinerja baik kementerian adalah hasil dari kerja para personel birokrasi kementerian itu sendiri, bukan akibat atau kontribusi dari pejabat yang melakukan korupsi.

Reza menyebutkan kesimpulan riset University of Sheffield yang menunjukkan bahwa korupsi ternyata sudah menjadi cara jitu untuk menyiasati aturan main yang rumit.

Artinya, korupsi dinilai bisa membuat urusan menjadi lebih mudah diselesaikan, sehingga kinerja pun membaik.

"Jadi, memang ironis. Alih-alih merusak organisasi, korupsi justru meningkatkan kinerja," tandas Reza Indragiri.

Diketahui, Edhy Prabowo terbukti menerima suap senilai USD 77 ribu dan Rp 24,6 miliar dari pengusaha untuk ekspor benih bening lobster (BBL) atau benur. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler