HUT ke-50, Majelis Tao Dharma Indonesia Soroti Krisis Iklim, Air, dan Pangan

Selasa, 25 Juni 2024 – 18:51 WIB
Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Majelis Tao Dharma Indonesa (MDTI) ke 50 tahun. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Tao Dharma Indonesia (MDTI) merencanakan proyek penanaman pohon dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 50 tahun.

Dewan Pembina Majelis Tao Dharma Indonesia (MDTI), Hasan Tjoa Tju San menjelaskan pihaknya akan melamukan penanaman dengan metode tumpang sari di Provinsi Bangka Belitung.

BACA JUGA: Hasnuryadi Sebut WWF ke-10 Momen Pencegahan Krisis Air Dunia

"MTDI merencanakan proyek percontohan di Provinsi Bangka Belitung, dengan melalukan penanaman pohon yang mencakup lahan seluas dua hingga sepuluh hektare," kata Hasan.

Adapun program ini dicanangkan sebagai upaya MDTI membantu pemerintah dalam mengatasi krisis pangan sekaligus membangun ekonomi rakyat di bidang penanaman pohon.

BACA JUGA: Debat Cawapres Dinilai Belum Menunjukkan Pemahaman Kandidat Terhadap Isu Krisis Iklim

Aksi tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam proses mewujudkan kesejahteraan pangan pangan menuju Indonesia emas 2045. 

Dia meyakini menerapkan penanaman sistem tumpang sari dapat meningkatkan hasil panen dan penggunaan lahan serta sumber daya yang lebih efisien.

BACA JUGA: Bapanas Salurkan Bantuan Kesiapsiagaan Krisis Pangan di Wilayah Terdampak Bencana

Tumpang sari ialah metode dua atau lebih jenis tanaman ditanam secara bersamaan atau hampir bersamaan pada area pertanian yang sama. 

"Selain untuk menjaga iklim, penanaman pohon dengan metode tumpang sari adalah investasi yang sangat menjanjikan untuk masa depan kita menghadapi industri 4.0 menuju 5.0," tuturnya.

Metode penanaman pohon dengan tumpang sari diklaim dapat membantu pengelolaan iklim, mencegah banjir, dan menyimpan air.

Menurutnya, ini langkah strategis untuk memerangi kelangkaan pangan dan air sambil menyediakan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat

"Dengan satu pohon menampung hingga 40 liter air per hari," lanjutnya.(mcr31/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler