Hutan Pertamina-UGM Diresmikan, Berpotensi Mengurangi 170 Ribu Ton CO2 dan Berdayakan Masyarakat

Senin, 19 September 2022 – 14:15 WIB
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono bersama Rektor UGM Prof Ova Emilia, dan Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto meresmikan Hutan Pertamina-UGM di kawasan Kampus Lapangan Getas, Blora, Jawa Tengah diresmikan pada Minggu (18/9). Foto: Dokumentasi Pertamina

jpnn.com, BLORA - Hutan Pertamina-UGM yang berada di kawasan Kampus Lapangan Getas, Blora, Jawa Tengah diresmikan pada Minggu (18/9) yang bertepatan dalam rangka memperingati Hari Ozon Internasional.

Peresmian dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono bersama Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ova Emilia, dan Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto.

BACA JUGA: Pertamina Eco RunFest 2022: Berlari untuk Bumi yang Lebih Sehat

Turut menyaksikan, yaitu Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono Prawiraatmadja, Bupati Blora Arief Rohman, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta.

Hutan Pertamina-UGM merupakan sebuah komitmen dan aksi kolaborasi Pertamina melalui Pertamina Foundation menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk mengendalikan perubahan iklim di Indonesia.

BACA JUGA: Efisien! Biaya Operasional Kilang Pertamina Kini Lebih Rendah dari Singapura

"KLHK sangat mendukung dan berharap nantinya banyak stakeholders, khususnya BUMN, bisa mewujudkan aksi nyata seperti ini dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata Sekjen KLHK Bambang Hendroyono melalui keterangan yang diterima, Senin (19/9).

Reforestasi Hutan Pertamina UGM akan mengurangi CO2 yang merusak ozon dan berpotensi memangkas emisi gas rumah kaca setara 170.544 ton CO2 selama 10 tahun.

BACA JUGA: Pertamina Bantu 455 UMKM Binaan Go Global, Ini Strateginya!

Hutan Pertamina-UGM melalui pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Getas-Ngandong memiliki luas total 10.867 hektare.

Sebagian berlokasi di Blora (Jawa Tengah) seluas 8.613 hektare, dan Ngawi (Jawa Timur) seluas 2.254 hektare.

Dalam proyek ini akan dilakukan skema penanaman agroforestri, menambah kepadatan hutan hingga sekitar sepertiganya.

Selain itu juga pengelolaan penanaman tanaman produktif terorganisir, mencapai seluas 3 ribu hektare melalui reforestasi bertahap.

“Hutan Pertamina-UGM menjadi salah satu program Hutan Pertamina yang saat ini total terdapat 267 program dengan penanaman lebih dari empat juta pohon. Ini bisa mereduksi emisi karbon sebesar 120 ribu ton CO2 per tahun," kata Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto.

Erry juga berharap keberadaan Hutan Pertamina-UGM ini akan memberdayakan lebih dari 4,7 ribu orang masyarakat sekitarnya.

"Harapan kami program ini bisa terus berkelanjutan, untuk menjaga bumi dan mendukung tujuan net zero emission,” ujar Erry.

Selain penyerapan karbon, lanjut Erry, skema agroforestri hutan Pertamina-UGM juga mendukung Desa Energi Berdikari Pertamina melalui pemenuhan kebutuhan biofuel green refinery di Cilacap.

Limbah dari tanaman pun dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan pupuk kompos.

Program ini memberdayakan 8 ribu pesanggem (penggarap lahan) dari berbagai desa di area KHDTK Ngandong-Getas.

Selain itu, kehadiran hutan Pertamina-UGM menjadi upaya konservasi keanekaragaman hayati Pertamina untuk flora fauna endemik.

Ke depannya, hutan Pertamina-UGM mampu mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menjadi laboratorium riset dan penelitian bagi masyarakat awam, akademisi, dan peneliti.

“Untuk Universitas Gadjah Mada, ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dan kontribusi dari universitas kepada stakeholders terkait," kata Rektor UGM Prof Ova Emilia

Prof Eva menjelaskan dalam kerja sama dengan Pertamina ini, tugas UGM adalah memfasilitasi sekaligus menggunakan hutan Pertamina-UGM sebagai objek pembelajaran, penelitian dan pengembangan inovasi.

"Tentunya, dengan skema agroforestri, tidak hanya sebagai penyerapan karbon, tetapi juga penghasil energi seperti biofuel yang hasilnya akan dikembalikan kepada masyarakat,” jelas Ova.

Setelah diresmikannya hutan Pertamina-UGM, Blue Carbon Initiative masih memiliki tiga proyek lainnya, yaitu Bontang-Mahakam project, Lembata Project, dan Cenderawasih Kwatisore Project.

Peresmian hutan Pertamina UGM menjadi pembuka dari empat project nature based solution untuk menurunkan laju degradasi-deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

Selain itu juga memanfaatkan energi baru terbarukan bagi masyarakat lokal.

"Terima kasih kepada KLHK, Fakultas Kehutanan UGM, Bupati Blora dan Ngawi, serta CSR PT Pertamina (Persero), yang sepenuhnya mendukung kami dalam berkarya, bergerak, dan berbagi untuk kesejahteraan masyarakat dan umur bumi lebih panjang,” tutup Agus Mashud. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler