Hutan Tak Terawat Kini Jadi Desa Wisata Pancasila, Diresmikan oleh Ketua MPR

Rabu, 28 Oktober 2020 – 20:24 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo meresmikan Desa Wisata Pancasila di Aceh secara virtual dari Bali, Rabu (28/10). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Staff Khususnya Andi Sinulingga, meresmikan Desa Wisata Pancasila di Desa Ketambe, Kutacane, Aceh Tenggara.

Desa wisata ini dibangun dari swadaya pemuda desa dengan dibantu beberapa pihak. Sebelumnya, desa ini hanyalah hutan semak belukar tak terawat, banyak pohon-pohon tumbang karena terjadi longsor tebing-tebing sungai.

BACA JUGA: Di Forum Pemuda Pancasila, Bamsoet: Jangan Sampai Kita Pecah

Lokasi Desa Wisata Pancasila yang berada di kawasan hutan Leuser sebagai paru-paru dunia, semakin memberikan nilai tambah terhadap destinasi itu.

"Saya berharap segenap elemen masyarakat dengan sepenuh hati turut berpartisipasi membangun desa wisata ini, tidak hanya demi peningkatan kesejahteraan, melainkan juga demi kelestarian lingkungan dan kawasan," kata Bamsoet saat meresmikan Desa Wisata Pancasila secara virtual dari Bali, Rabu (28/10).

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Peringati Sumpah Pemuda Bareng Pejabat, Disabilitas hingga Eks Napi Terorisme

Hadir dalam acara peresmian itu Ketua DPRD Kabupaten Aceh Tenggara Denny Febrian Roza, Forkopimda, Ketua Konservasi Pengelola Leuser Ketambe Misuardi serta Kepala Desa Bala Lutu Adbandi dan Ketua Pemuda Suhardi dan tokoh masyarakat Desa Balai Lutu Sahudin.

Bamsoet menjelaskan seiring upaya pengembangan potensi desa, mau tidak mau desa akan menjadi kawasan terbuka bagi masuknya berbagai pengaruh dunia luar. Termasuk di dalamnya globalisasi dan kemajuan teknologi.

BACA JUGA: Massa PA 212 Ancang-ancang Gelar Aksi, Secepatnya!

Untuk itu, mantan ketua DPR Ini berpesan agar nilai-nilai kearifan lokal harus tetap dijaga dan dilindungi, agar tidak tergeser oleh laju roda zaman.

"Kita tentunya tidak menginginkan pengembangan potensi desa menjadi pintu masuk atas lunturnya kearifan lokal, tergerusnya semangat kegotongroyongan, dan terkikisnya wawasan kebangsaan, karakter, dan jati diri keindonesiaan," jelas Bamsoet.

Dia menyebutkan, di samping tetap menjalankan peran sebagai 'lumbung pangan' nasional, desa juga telah tumbuh menjadi sentra perekonomian baru dalam skala kecil dan menengah (UMKM).

Dengan sedikit sentuhan teknologi dan peningkatan kompetensi serta kapasitas sumber daya manusia, pemerintah juga sedang menggalakkan program pengembangan potensi desa menjadi Dewa (desa wisata agro), Dewi (desa wisata industri), dan Dedi (desa digital).

"Melalui potensi sumberdaya yang dimiliki, didukung peluang pengembangan sektor pertanian dan industri kecil dan menengah yang masih terbuka lebar, saya optimistis bahwa para petani dan pelaku UMKM milenial di desa bisa memberikan kontribusi besar dalam mendorong bangkitnya perekonomian nasional, khususnya pasca pandemi Covid-19," ucap Waketum KADIN Indonesia ini.

Legislator Partai Golkar ini juga meyakini akan semakin banyak desa yang berkembang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Masa depan Indonesia, bukan lagi berada di perkotaan, melainkan berada di pedesaan.

"Slogan bekerja di desa, rezeki kota, bisnisnya mendunia, akan menjadi magnet yang menarik minat generasi muda untuk kembali ke desa. Membangun daerahnya dan mengoptimalkan berbagai peluang yang ada," pungkas Bamsoet.(jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler