Hypermart Digugat Pemasok

Jumat, 25 Agustus 2017 – 08:23 WIB
Ilustrasi Hypermart. Foto: Lippo Mall Kemang.Com

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu lini usaha Lippo Group, yakni Hypermat tengah diterpa badai.

Berdasar surat yang beredar di kalangan investor dan media, tercantum hasil notulen rapat mediasi Hypermat dan pemasok tertanggal 21 Agustus 2017.

BACA JUGA: OJK Resmi Hentikan Operasional UN Swissindo

Salah satu poin penting dalam surat itu adalah seluruh utang pemasok yang telah jatuh tempo harus dibayar tuntas tanpa cicilan dan tidak ada tambahan perpanjangan.

Hypermart di-deadline menuntaskan problem itu pada 14 September 2017.

BACA JUGA: Hadirkan 2 Model Baru, Omron Tawarkan Banyak Pilihan

”Diadakan pertemuan kembali pada 13 September 2017 untuk mereview hasil rekomendasi tersebut,” tulis salah satu poin pada surat tersebut.

Sejumlah pihak terlibat mediasi antara lain AP3MI, GAPMI, NAMPA, AMIN, APGAI, APROGAKOB, ASRIM, APIKI, APIKCI, dan APSSI.

BACA JUGA: Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Anggaran Gedung Baru DPR

Di situ tertuang tanda tangan Roy N Mande sebagai penerima kuasa Hypermat, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti dan Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kemendag Fetnayeti.

”Pertemuan itu benar adanya. Kami ingin meluruskan kalau kapasitas Pak Roy N. Mande sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), bukan sebagai penerima kuasa Hypermart,” tutur Corporate Secretary Matahari Putra Prima Danny Kojongian ketika dihubungi INDOPOS.

Public Relation dan Direktur Komunikasi Hypermart itu menambahkan, persoalan itu murni proses bisnis biasa.

Proses bisnis secara b to b dan biasa terjadi dalam dunia bisnis.

Sebagaimana usaha umumnya, hubungan terjadi dengan para pemasok secara berkelanjutan.

Nah, kalau terjadi keterlambatan pembayaran, sebagai sesuatu yang wajar dan bisa dikomunikasikan.

”Kami sangat terbuka untuk komunikasi secara one by one. Ini istilahnya miskomunikasi,” ucapnya.

Danny melanjutkan, pertemuan itu dilakukan dengan sebagian kecil dari pemasok Hypermart.

Maklum, saat ini pihaknya mempunyai lebih dari 4.000 pemasok.

Kabar terbaru, proses keterlambatan pembayaran itu akan diselesaikan minggu depan atau lebih cepat dari tenggat waktu ditetapkan.

”Ya, tentu proses pembayaran itu melalui verifikasi, baik kelengkapan dokumen, faktur, dan lain-lain. Kami secepatnya tuntaskan persoalan ini,” janji Danny.

Danny tidak menampik kondisi peritel dalam situasi sulit. Namun, hal itu tidak membuat perseroan menghentikan ekspansi gerai.

Hingga semester pertama tahun ini, perusahaan telah menambah tiga gerai Hypermart dan akan ditambah dua gerai lagi pada semester kedua 2017 nanti.

”Begitu juga dengan gerai-gerai lain seperti Foodmart, SmartClub,” imbuhnya. (far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lengkapi Produk Segmen Konsumer, Bank DKI Luncurkan Kartu Co-branding


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler