jpnn.com, JAKARTA - Para profesional keuangan kini dituntut harus mampu merespons dan berperan maksimal dalam penguatan ekonomi digital berkelanjutan.
Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Hendang Tanusdjaja mengatakan terus mendorong peran profesi keuangan dalam ekonomi digital. Salah satunya dengan menjadi bagian dalam gelaran Profesi Keuangan Expo 2022.
BACA JUGA: IAPI: Akuntan Publik Bisa Memberikan Jasa Investigasi, Syaratnya Mudah
Acara yang bertajuk “Penguatan Ekonomi Digital dan Berkelanjutan: Bagaimana Profesi Keuangan Merespons dan Berperan” itu dihelat pada 10-14 Oktober 2022 secara hybrid itu bertempat di Aula Mezanine, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
Menurut Hendang, transformasi digital telah dilaksanakan oleh masing-masing profesi keuangan.
BACA JUGA: BPJamsostek dan IAPI Ajak Akuntan Pahami Pentingnya Jaminan Sosial
Oleh karena itu, profesi yang mengemban tuga untuk kepentingan publik itu perlu adaptif dengan perkembangan teknologi informasi.
"Terobosan teknologi baru yang kita kenal saat ini seperti artificial intelligence, remote access, robotic process automation, nano technology, quantum computer, dan lain-lain tentu saja akan dimanfaatkan oleh akuntan publik dalam melaksanakan jasa profesional yang diberikan kepada klien,” ujar Hendang.
BACA JUGA: Presiden Mewanti-wanti soal Krisis Finansial Global, Resesi Ekonomi di Depan Mata?
Hendang melanjutkan IAPI sebagai full member International Federation of Accountants (IFAC) berkomitmen untuk menjaga kepercayaan publik dengan mengadopsi standar global yang diterbitkan oleh IFAC.
Dia menjelaskan salah satu standar yang diterbitkan IFAC telah menjadi rujukan utama oleh berbagai yurisdiksi negara, termasuk di Indonesia.
“Standar tersebut juga telah disesuaikan secara kontinu terkait penggunaan dan pemanfaatan teknologi oleh akuntan publik dalam memberikan jasa profesionalnya,” kata Hendang.
Sejalan dengan tema Profesi Keuangan Expo 2022, IAPI telah membentuk Task Force-Extended External Reporting (EER).
Di mana pelaporan yang diperluas mencakup sustainable reporting dan berbagai pelaporan lainnya termasuk ESG reporting dan climate reporting.
Tim Task Force EER menerbitkan panduan tersebut berdasarkan Standar Perikatan Asurans 3.000 (Revisi) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Akuntan Publik (DSPAP) yang merupakan adopsi dari International Standards on Assurance Engagement 3.000 (Revised).
Profesi Keuangan Expo merupakan perhelatan rutin andalan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) dan menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI).
“Tujuannya adalah untuk menyosialisasikan dan mendekatkan profesional keuangan binaan Kementerian Keuangan kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat umum,” tutur Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Firmansyah N. Nazarudin.
Plh. Sekretaris Jenderal Kemeterian Keuangan Andin Hadiyanto mengimbau profesi keuangan agar selalu mengikuti pendidikan berkelanjutan di dalam menjaga kapasitas dan kapabilitas profesional yang dimilikinya.
Sebab, gelaran acara seperti Profesi Keuangan Expo ini sangat penting untuk memantapkan kemampuan profesional keuangan.
“Penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan yang diinisiasi asosiasi profesi maupun pemangku kepentingan selayaknya tidak boleh dilewatkan sehingga profesi keuangan tidak kehilangan arah, khsususnya dalam ketentuan dan arah kebijakan yang diambil pemerintah,” ujar Andin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan kepada para profesional di bidang keuangan untuk membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan.
Sebab, banyak perubahan di sektor keuangan, salah satunya karena teknologi digital, ataupun berbagai tantangan baru seperti climate change.
“Di masa yang akan datang, profesi keuangan akan memegang peranan yang makin penting dan strategis di dalam perekonomian kita,” tegas Sri Mulyani. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul