IBC dan CBL International Berkolaborasi, Perkuat Rantai Pasok Kendaraan Listrik

Jumat, 18 Oktober 2024 – 08:43 WIB
Pihak IBC dan CBL melakukan penandatangan kesepakatan (MoU) yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Foto: dok MIND ID

jpnn.com, JAKARTA - PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) sebagai perusahaan investment holding yang bergerak di bidang new energy materials mengumumkan kerja sama dengan CBL International Development Pte. Ltd. di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia.

Kerja sama itu diperkuat dengan penandatangan kesepakatan (MoU) yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

BACA JUGA: PT IBC & CBL International Bangun Perusahaan Patungan untuk Manufaktur Sel Baterai

Kolaborasi itu merupakan upaya strategis IBC dalam mendorong program hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi serta dalam rangka mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga ke hilir.

Inisiatif itu bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci baterai di pasar global.

BACA JUGA: Perkuat Agenda Pembangunan 2024-2029, IBC Serahkan Rekomendasi Paket Kebijakan

Dalam kerja sama ini, IBC terlibat dalam rantai nilai di segmen hilir antara lain Manufaktur Baterai Material, Manufaktur Sel baterai, dan Daur Ulang Baterai.

Direktur Utama IBC, Toto Nugroho mengatakan pihaknya melaporkan bahwa JV 5 Proyek Manufaktur Battery Cell saat ini telah memasuki tahap awal dan berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

BACA JUGA: Relawan Incorporated Mulai Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di NTT

"Melalui upaya bersama, IBC dan CBL ingin mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan tujuan untuk menginvestasikan sejumlah total USD 1,18 miliar dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun, yang akan cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global,” kata dia.

Gordon An, General Manager of International Business Manufacturing Operations of CATL menyebutkan proyek pabrik baterai merupakan komponen kunci dalam membangun rantai dan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai listrik di Indonesia.

"Kami bersedia untuk secara aktif memanfaatkan kelebihan kami dalam inovasi teknologi dan manufaktur, dan berharap dapat bekerjasama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia,” kata Gordon.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, Bapak Kartika Wirjoatmodjo melihat peran IBC dan pemegang saham yang lain.

Menurut dia, IBC dapat menjadi pemain utama yang mampu mengundang investor dan mitra untuk masuk pada market/ industri baterai, yang lebih terdepan daripada global player lain pada industri baterai.

"Kita juga harus cepat, agile dan adaptif dalam mengeksekusi proyek ini. Kita harus mengamati perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif. Harapannya, pada tahun 2027 kita sudah bisa melihat hasil JV yang pada hari ini ditandatangani yaitu battery cell," tuturnya.

Dengan mempertimbangkan potensi cadangan nikel Indonesia, Project Dragon diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global baterai kendaraan listrik.

Selain itu, proyek ini diharapkan pula mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia seperti menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing dan meningkatkan kapasitas industri energi terbarukan di Indonesia.

Proyek ini juga tidak diragukan lagi akan mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060.

Melalui kolaborasi multipihak, termasuk pemerintah, BUMN, dan mitra internasional, Indonesia bergerak menuju masa depan yang mandiri dalam energi yang berkelanjutan. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IBC Sepakati MoU dengan Citaglobal untuk Mengembangkan Teknologi Baterai


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler