Ibu Berhati Malaikat, Tiap Hari Dorong Anaknya yang Lumpuh ke Sekolah

Kamis, 06 Oktober 2016 – 17:12 WIB
Lina Wati mendorong Nisa. Foto: Kaltim Post

jpnn.com - SAMARINDA – Lina Wati merupakan contoh nyata ibu berhati malaikat.

Dia tak pernah menyerah memberikan dukungan pada sang anak Nisa untuk menuntut pendidikan.

BACA JUGA: Cinta Mantan tak Pernah Lekang meski 30 Tahun Berumah Tangga

Perjuangan Lina sebenarnya sangat berat karena Nisa tidak bisa berjalan.

Namun, warga Samarinda itu tak mau menyerah.

BACA JUGA: Selain Operasi Udara, Radar TNI AU Juga Telah Dipasang

Lina rela mendorong Nisa dengan kursi roda setiap sang anak berangkat dan pulang sekolah.

Jangan pernah membayangkan Lina melakukannya dengan mudah.

BACA JUGA: Jokowi Bakal Resmikan Terminal Bandara Ranai

Dia harus mengantar Nisa ke SMP 22 Samarinda  yang berjarak dua kilometer dari rumah. Hal itu dilakukan setiap hari.

Saat Nisa belajar, Lina memilih menunggu di luar sampai bel tanda berakhirnya pelajaran berdentang.

Kaltim Post berkesempatan menemui keluarga Lina, Rabu (5/10) kemarin. Saat itu, Kaltim Post disambut bdul Rahman, ayah Nisa dengan hangat.

Abdul pun menceritakan tragedi yang menimpa sang anak. Semua bermula 13 tahun silam.

Ketika itu, Nisa masih satu tahun. Dia terjatuh dari ayunan. Kejadian itu menimbulkan bekas di tubuh Nisa.

Namun, Abdul dan Lina tak bisa berbuat banyak karena keterbatasan dana.

“Saya hanya membawanya ke puskesmas atau ke tukang urut,” ucap Abdul.

Tim medis puskesmas tak menemukan penyakit berbahaya di tubuh Nisa.

Tapi, Nisa tak bisa berjalan. Puskesmas pun menyarankan agar Nisa dioperasi.

Lagi-lagi, Abdul terkendala dana. “Saya hanya buruh di toko sembako,” tutur Abdul.

Dalam sehari, Abdul mendapat upah Rp 70 ribu. “Untuk keperluan hidup saja tak cukup,” ujarnya.

Selama ini, lanjut dia, bantuan yang diterima hanya dari Dinas Sosial Samarinda berupa kursi roda.

Bantuan itu pun karena salah satu pegawai Dinas Sosial Samarinda tidak sengaja melihat Nisa.

Dia mengaku memang tidak memiliki jaminan kesehatan masyarakat tidak mampu.

Sementara itu, Nisa mengaku tak tega melihat perjuangan sang ibu.

 “Kasihan. Adik-adik saya ditinggal. Kadang dititipkan kepada bapak yang sedang bekerja. Untung atasan bapak tidak pernah marah,” ucapnya. (ctr/fel/k8/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga, Ayah Tega Merantai Anak Gadisnya Selama Sebulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler