Ibu Cahya, Penghuni Lama Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf

Rabu, 19 September 2018 – 15:55 WIB
Dwicahya Wahyuning Tyas. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com - Dwicahya Wahyuning Tyas namanya. Sosok perempuan kelahiran 1963 ini tidak bisa dilepaskan dari rumah nomor 19, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat. Bisa dibilang dia lah penghuni lama bangunan yang kini dijadikan Rumah Pemenangan pasangan bakal capres – cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin ini.

Fathan Sinaga - Jakarta

BACA JUGA: Eks Ketua DPP Gerindra Bentuk Kotak Hijau demi Jokowi-Maruf

Bu Cahya -sapaan Dwicahya- bukan kali ini saja mengelola rumah ini. Dia sudah mengenal rumah yang terletak tak jauh dari Hotel Cemara itu sejak 2014. Saat itu, ibu dua anak ini merupakan panitia di tim pemenangan Jokowi - Jusuf Kalla.

Rumah yang dikelolanya saat ini bertingkat dua. Letak rumah yang persis di pertigaan Jalan Cemara itu selalu dipilih sebagai posko pemenangan karena posisinya yang strategis.

BACA JUGA: Kubu Jokowi Anggap Nama Koalisi Prabowo - Sandi Jadul Baget

"Rumah ini sudah seperti rumah saya. Dulu, 2014 saya akrab dengan rumah ini. Dilanjutkan saat Pemilihan Gubernur DKI dan sampai Pemilihan Presiden 2019 ini," kata Cahya kepada JPNN.com, Rabu (19/9).

Saat Pilgub DKI 2017, rumah ini dijadikan posko pemenangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. Kala itu, Cahya mengelola rumah Cemara.

BACA JUGA: Perlu Strategi Baru untuk Merebut Simpati Pemilih Milenial

Saat ini, Cahya menjabat kepala kerumahtanggaan Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf. Mengetahui ditunjuk kembali menduduki jabatan ini, Cahya merasa senang.

Cahya tidak memusingkan kerjanya yang bisa dibilang tak mengenail waktu. Betapa tidak, di rumah pemenangan ini tidak ada jam kerja. Satu pekan selama 24 jam penuh, waktu Cahya diberikan untuk rumah pemenangan.

Tak peduli, jika tengah malam ada kegiatan di rumah pemenangan, Cahya harus meninggalkan kediamannya. Bahkan, bahkan akhir pekan bersama keluarga juga bisa tiba-tiba dia tingalkan. Tetapi Cahya menerima itu sebagai hal yang wajar dan keluarga mendukungnya.

"Pekerjaan saya sudah sejak dulu seperti ini. Kadang bisa meninggalkan keluarga selama seminggu," tutur Cahya sambil tersenyum.

Cahya memang aktif di kepartaian. Sebelum masuk PDI Perjuangan, Cahya merupakan pegawai negeri dan bertugas sebagai dosen di Fakultas Bahasa dan Sastra di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dia meninggalkan jabatannya itu karena merasa nyaman dengan tugas kepartaian.

"Ya, senang saja bisa menjadi saksi. Apalagi ini untuk bangsa dan negara," tutur wanita asal Solo itu.

Saat menjalankan tugas, Cahya memprioritaskan kebersihan dan kenyamanan para relawan serta awak media yang datang.

Bahkan, Cahya selalu mengupayakan kebutuhan perut para tamu tersedia. Baginya, kesehatan adalah awal mula bagi setiap orang untuk mengerjakan segalanya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diaz Ajak Kader PKPI Doakan Jokowi-Maruf Jauh dari Fitnah


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler