Ibu Cemplungkan Anaknya ke Penampungan Air hingga Tewas

Rabu, 12 Maret 2014 – 05:02 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Ibu yang satu ini benar-benar keji. Dia tega membunuh anak kandungnya yang baru berusia dua tahun lebih dengan cara dimasukkan ke dalam torn (penampungan air) di rumahnya sendiri, Kampung Cijeungjing RT 05/22 Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Salah seorang kerabat korban, Eros Rosita, 49, mengatakan, berdasarkan keterangan anak tersangka bernama Fahrul Robani,8, kejadian pembunuhan itu dilakukan ibunya sendiri yakni Dedeh Uum Fatimah,34, Selasa (11/3) sekitar pukul 03.00 Wib.

BACA JUGA: Curi 3.600 Pakaian, 20 Karyawan Garmen Diciduk

Kala itu, Dedeh membawa dua anaknya yakni Fahrul Robani dan Aisah Fani,2, ke lantai dua, tempat penyimpanan torn berkapasitas 1.000 liter.

"Fahrul tangan dan kakinya diikat menggunakan kain panel," kata Eros ketika diwawancara wartawan, kemarin.

BACA JUGA: Sepi Proyek, Arsitek jadi Kurir Narkoba

Setelah diikat, Fahrul dibawa ke lantai dua. Dia yang terbangun ketika dibawa sempat bertanya kepada ibunya kenapa dia diikat. Namun, tanpa mendapat jawaban, dia ditaruh di lantai dua, setelah menaruh Fahrul, Dedeh kemudian membawa anaknya yang lain yakni Aisah Fani. Setelah itu, Fahrul dan Fani dimasukkan ke dalam torn dengan posisi kepala terlebih dahulu.

"Setelah memasukkan Fahrul dan Fani, Dedeh kemudian pergi ke Polsek Padalarang dan melaporkan jika dia telah membunuh dua anaknya," tuturnya.

BACA JUGA: Demi Selingkuhan, Suami Tega Aniaya Istri

Fahrul yang berhasil melepaskan diri dari ikatan, kemudian keluar dari toren. Dia berteriak meminta tolong kepada kakaknya, Muamar Rizaldi, 15. Panggilan Fahrul itu, membuat beberapa tetangga termasuk paman dan bibi korban terbangun.

Ditemukan sedang menggigil kedinginan, Fahrul kemudian diselimuti. Setelah beberapa saat, dia ditanya kenapa bisa sampai masuk toren. "Dia menjawab dimasukkan oleh ibunya sendiri," kata Eros.

Pada mulanya, dia mengiria hanya Fahrul saja yang dimasukkan ke dalam torn, namun setelah menanyakan Aisah kepada Fahrul, ternyata Aisah Fani juga dimasukkan oleh Dedeh. Paman korban yang bernama Asep Tajudin, lanjut Eros kemudian memeriksa ke atas. "Fani ternyata telah meninggal badannya membiru," ucapnya.

Kejadian tersebut keruan mengagetkan keluarga korban. Sebagai kakak kandung Dedeh, Eros mengaku tidak mengetahui persis apa yang ada dalam benak adiknya itu sehingga tega membunuh anaknya sendiri. Keseharian, kata Eros, Dedeh tidak pernah mengatakan ada masalah apa-apa.

"Kalaupun ngeluh, paling masalah ekonomi, tapi tidak memperlihatkan atau mengaku dia sedang punya masalah besar,"paparnya.

Bahkan, keseharian Dedeh bekerja di Kota Baru Parahyangan menjadi juru masak chicken. Sementara, suaminya yakni Kasito,45, bekerja di salah satu perusahaan farmasi di Bogor.

"Suaminya pulang tiap pekan, kalau Dedeh bekerja di Chicken di Kota Baru Parahyangan," terangnya.

Sekitar pukul 05.00, polisi yang mendapat laporan dari Dedeh, kemudian mendatangi tempat kejadian perkara. Jenazah Aisah Fani kemudian dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk autopsi walaupun pihak keluarga tidak mengizinkannya.

"Keluarga dipinta uang Rp 2 juta untuk autopsi, kami bingung karena tidak punya uang," tandasnya.

Sementara itu, Polres Cimahi langsung menangkap Dedeh dan langsung dijebloskan ke sel tahanan Mapolsek Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) setelah menjalani pemeriksaan.

"Setelah diperiksa, tersangka diduga sedang mengalami depresi karena terlilit hutang. Bisnis yang tersangka jalankan tak berjalan sukses sampai akhirnya mengorbankan anaknya," papar Kapolres Cimahi AKBP Erwin Kurniawan di Mapolres Cimahi, Selasa (11/3).

Dari hasil pengembangan kasus, lanjut Erwin, tersangka membunuh buah hatinya itu agar anaknya tidak ikut hidup sengsara akibat dililit hutang. Makanya, tidak berfikir lebih panjang pelaku langsung menceburkan anak keduanya yang masih berusia 2,5 tahun ke dalam torn air berkapasitas 1.000 liter yang berada di lantai 2 rumahnya.

Pada awalnya, sebenarnya pelaku juga akan membunuh anak pertamanya Fahrul. Tapi Fahrul berhasil menyelamatkan diri setelah sebelumnya melakukan perlawanan pada ibu kandungnya tersebut.  

"FR (Fahrul) berhasil menyelamatkan diri, namun jiwa anak ke duanya tak tertolong. Setelah pelaku melakukan pembunuhan, dia langsung menyerahkan diri ke pihak kepolisian," tuturnya.

Erwin menambahkan, saat kejadian posisi suami korban sedang berada di luar kota sehingga perbuatan pelaku untuk membunuh anaknya tak terbendung. Pihaknya terus mengembangkan kasus ini, apakah pelaku sedang mengalami gangguan jiwa atau tidak.

"Suami dari pelaku sedang berada di luar kota untuk berdagang jadi tidak mengetahui kejadian ini. Untuk korbannya, saat ini jenazahnya sudah berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) untuk dilakukan autopsi,"tambahnya. (mld/dep)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngaku Guru Dancer, Warga Korea Perkosa CVA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler