Seorang bocah laki-laki yang sebelumnya terancam dideportasi ke Filipina karena menderita autisme sekarang diizinkan untuk menetap di Australia bersama ibunya.
Semula, permohonan perpanjangan visa perawat Maria Sevilla, dan putranya Tyrone (10) yang sudah tinggal selama delapan tahun terakhir di Townsville (Queensland) ditolak oleh Departemen Imigrasi.
BACA JUGA: Kecil Peluang UNESCO Masukan Great Barrier Reef dalam Daftar Bahaya
Menurut departemen tersebut, autisme yang diderita Tyrone tidak memenuhi alasan kesehatan dan bisa menjadi beban bagi pembayar pajak, bila nantinya dia menjadi warga negara.
Sevilla kemudian mengajukan banding ke Tribunal Kajian Migrasi, dan juga menolak permohonan tersebut, dan karenanya keluarga ini terancam dideportasi segera.
BACA JUGA: RS Australia Gelar Ujicoba Terbesar di Dunia Rehabilitasi Medis Berbasis Game Komputer
Bulan lalu, petisi setebal 4 ribu halaman disampaikan ke Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton memintanya untuk campur tangan.
Dan Dutton sudah memutuskan untuk membatalkan perintah deportasi dan memberi keluarga Sevilla visa permanen dan proses ini diperkirakan akan selesai dalam beberapa minggu mendatang.
BACA JUGA: Australia Tolak Wacana Selenggarakan Referendum Pernikahan Sesama Jenis
Kasus perawat Sevilla dan anaknya Tyrone ini mendapat perhatian nasional di Australia setelah seorang teman Tyrone mengangkat masalah tersebut dalam program Q&A di ABC beberapa pekan lalu.
Seorang murid sekolah yang sekarang tinggal di Darwin, Ethan Egart, namun sebelumnya pernah tinggal di Townsville, dan dia pernah pergi ke play grup yang sama dengan Tyrone.
Dalam pertanyaannya di acara Q&A itu, Ethan bertanya "Bila dia bisa bermain baik dengan kami, dan kami juga dengan dia, mengapa dia harus dideportasi?."
"Dia anak yang baik, ibunya juga baik, dan saya rasa dia seharusnya tidak dideportasi."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Segera Cabut Status Kewarganegaraan Warga yang Terlibat Terorisme