jpnn.com - MALANG - Seorang balita berusia 4 tahun, tewas setelah jatuh ke dalam sumur sedalam sekitar 25 meter, Sabtu (31/10) malam. Korban bernama Esa Aditya, anak pertama pasangan Widodo dan Endah, warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Kromengan, Malang.
"Saat kejadian korban di rumah bersama dengan buyutnya. Kedua orangtuanya sedang di rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen, karena ibu korban mau melahirkan anak kedua," ujar Kapolsek Kromengan, AKP Octa Panjaitan.
BACA JUGA: Menang Gugatan, KPU Belum Tetapkan Harry-Momento Sebagai Paslon Kada
Peristiwa yang menggemparkan warga ini terjadi sekitar pukul 19.30. Malam itu, korban baru saja pulang dari rumah sakit. Ia di rumah bersama dengan buyutnya. Saat kejadian, buyutnya sedang di rumah sebelah. Sedangkan korban bermain sendiri di dalam rumahnya.
Saat di rumah tanpa pengawasan ini, korban bermain di ruang tengah dekat dengan sumur yang ada di dalam rumah. Sumur tersebut hanya ditutup dengan papan kayu. "Sumur itu sudah 10 tahun tidak dipakai. Hanya ditutup dengan papan kayu pada atasnya. Dinding bibir sumur hanya setinggi satu meter," tuturnya.
BACA JUGA: Soal Penggunaan Dana Desa, Ini Harapan Gubernur NTB
Ketika asyik bermain, korban berniat mengambil mainan yang ada di atas sumur. Ia naik ke atas papan kayu untuk mengambil mainan. Saat berdiri di atas sumur, papan kayu yang diduga kondisinya sudah rapuh, patah. Korban pun langsung jatuh ke dalam sumur.
Buyut korban yang mendengar ada suara benda jatuh, lalu bergegas mencari sumber suara. Ia lalu berusaha mencari korban. Karena tidak ketemu, lalu dicari di sekitar sumur dan mendapati korban jatuh dalam sumur.
BACA JUGA: Proses Pemadaman Api Makan 4 Korban, Ini Identitasnya
Seketika buyutnya langsung berteriak minta tolong. Warga sekitar yang mendengar lantas berdatangan. Selanjutnya, warga lalu memberitahukan pada perangkat desa dan melaporkannya ke petugas Polsek Kromengan.
Untuk mengevakuasi tubuh korban, polisi lalu meminta bantuan Tim SAR Kabupaten Malang. Tak lama kemudian, petugas SAR datang ke lokasi untuk melakukan penyelamatan. Proses evakuasi berjalan lama, karena kondisi sumur yang dalam dan korban berada di dasar sumur.
Baru sekitar pukul 22.41, tubuh korban berhasil dievakuasi. Saat diangkat, tubuh korban sudah tidak bernyawa. Keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah, menolak untuk dilakukan otopsi.
"Pihak keluarga korban menolak dilakukan visum di rumah sakit. Keluarga membuat pernyataan tertulis, menganggap bahwa kejadian itu sebagai musibah," papar AKP Octa Panjaitan. (agp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kece Nih! Desa di Magelang Ini Jadi Kampung Digital
Redaktur : Tim Redaksi