Ibu Hamil 14 Minggu Meninggal Dunia Akibat Terjangkit Demam Berdarah

Rabu, 05 Juni 2019 – 15:26 WIB
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar demam berdarah. Foto: Health

jpnn.com, SEMARAPURA - Diah Ratna Rifa Atun Nisa, 25, warga Jalan Werkudara, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Bali, meninggal dunia akibat terserang penyakit demam berdarah (DB), Senin (3/6). Perempuan tersebut meninggal dalam keadaan hamil 14 minggu.

Direktur RSUD Klungkung dr. I Nyoman Kesuma mengatakan, pasien masuk RSUD Klungkung Sabtu (1/6) lalu. Dia masuk dalam kondisi DBD parah.

BACA JUGA: Pengunjung Wisata Hot Spring Buleleng Kian Menurun

Tromobositnya sangat rendah saat masuk rumah sakit. Sempat dirawat di ruang VIP, kondisi pasien semakin drop, hingga harus dibawa ke ruang Minggu (2/6) lalu.

Baca: Idulfitri Momentum Tepat Jokowi dan Prabowo Bertemu Perlihatkan Kerukunan

BACA JUGA: Spider-Man Hebohkan Fan di Bali

Pasien meninggal di ICU kemarin pukul 08.00. Selain terjangkit DBD, Diah juga diagnosis mengidap tuberkulosis.

Kesuma menyebutkan, DBD juga menyerang suaminya Diah, Moh. Gohirul Anam,25, yang juga dirawat di RSUD Klungkung. Namun karena mengikuti prosesi penguburan istrinya kemarin, Gohirul minta pulang paksa.

BACA JUGA: Jokowi Kunjungi Desa Kutuh yang Sukses Kelola Dana Desa

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klungkung I Wayan Karyana mengaku telah menindaklanjuti kejadian itu. Hal tersebut untuk menghindari DBD menyerang warga lainnya di sana. “Biar tidak menular lakukan sesuai protap. Besok (Selasahari ini) fogging,” jelasnya. Fogging dilakukan oleh Puskesmas Klungkung I di sekitaran rumah korban.

Sebelumnya, Karyana menegaskan bahwa kasus DBD melonjak tahun ini. Data Januari-Mei 2019, tercatat 200 kasus DBD. Jumlah itu jauh lebih tinggi ketimbang 2018 yang dalam setahun terjadi 214 kasus DBD. Kasus DBD meningkat tahun ini tak terlepas dari siklus tiga tahunan. Tiga tahun lalu kasus DBD tinggi di Bumi Serombotan. 

Baca: Terungkap, Abdul Bahri Dibuang Hidup-hidup ke Laut dengan Tangan dan Mulut Dilakban

Selain karena siklus, kebersihan lingkungan juga menjadi pemicu kasus yang disebarkan oleh nyamuk aedes agepty tersebut. Dengan demikian, pihaknya mengimbau masyarakat Klungkung waspada. Salah satunya menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada kesempatan jentik nyamuk DBD berkembang biak.

Karyana juga menerangkan, dari sekian kasus DBD tahun ini, paling banyak terjadi di Kecamatan Klungkung. Sebab kecamatan tersebut tergolong paling pemukiman. Mobilitas penduduknya juga paling tinggi. Dikonfirmasi Bali Express (Jawa Pos Group), Kamis (30/5) lalu, Karyana mengimbau masyarakat Klungkung tetap waswada. Segera periksakan diri ketika merasakan tanda-tanda DBD. “Laporkan juga ke pihak terkait biar bisa kami fogging sebagai antisipasi,” terangnya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Caleg DPR Sedang Ditahan Raup Suara Lumayan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler