jpnn.com, SIDOARJO - Masyarakat Sidoarjo dan juga kota lainnya harus lebih berhati-hati. Pasalnya, kini motif penipuan semakin beragam. Kasus Mariyana menjadi buktinya. Ana -sapaan akrabnya- mengaku rumahnya didatangi pria asing Kamis lalu (22/11). Dia mengaku sebagai pegawai jasa ekspedisi. Warga Desa Pepelegi, Waru, tersebut kontan menanyakan identitas pemesan.
Eh, pelaku menyebut nama anaknya. Dia juga meminta bayaran Rp 800 ribu. Alasannya, uang itu dipakai untuk pembayaran. Ana yang kerap menerima paketan akhirnya curiga. Dia menelepon anaknya yang sedang tidak di rumah. "Ternyata anak tidak pesan," jelasnya kepada Jawa Pos kemarin (24/11).
Ana beruntung belum menyerahkan uang. Dia kemudian kembali ke pelaku yang masih menunggu di depan rumah. Menjelaskan bahwa anaknya tidak memesan barang. Di luar dugaan, pelaku justru ngedumel. "Wah, kalau sudah seperti itu, jadi semakin jelas modus penipuannya," katanya.
Ana memilih berlalu ke dalam. Dia tidak menghiraukan pelaku yang ngomel-ngomel di luar rumah. "Orangnya pakai baju bebas. Masih muda, agak gemuk. Bawa motor yang ada keranjangnya di bagian belakang," tuturnya.
Keesokan harinya dia bertemu tetangga. Belakangan Ana tahu pelaku sempat keliling. Melakukan modus penipuan yang sama. Beruntung, tidak ada warga lain yang menjadi korban.
Dua tahun lalu, kata Ana, rumahnya juga pernah didatangi penipu. Modusnya saat itu adalah menyaru sebagai pegawai PLN. Dia mendadak masuk ke halaman rumah karena pagar tidak terkunci. "Berlagak ngecek meteran," terangnya.
Ana yang sedang di rumah sendirian kemudian diminta uang lebih dari Rp 1 juta. Dalihnya, uang tersebut dipakai untuk mengganti meteran yang rusak. "Saya bersikeras tidak mau bayar," ungkapnya.
Kepada pelaku, Ana mengaku ingin menyelesaikan masalah tersebut ke kantor PLN. Jika memang harus mengganti meteran, dia mau membayar di kantor. "Jika orangnya penurut, bisa jadi mau-mau saja disuruh membayar," katanya. Menurut dia, pelaku akhirnya meninggalkan rumah setelah diberi penjelasan. Namun, tutur katanya sebelum pergi tidak mencerminkan etika pegawai pelayanan. "Ngamuk. Ucapin sumpah serapah," lanjutnya.
Kasubbaghumas Polresta Sidoarjo AKP Heriyanto mengimbau warga untuk selalu waspada dengan praktik kejahatan. Di antaranya, penipuan yang menyasar rumah-rumah. "Abaikan saja kalau gelagatnya mencurigakan," katanya.
Pelaku, lanjut dia, biasanya memilih sasaran secara acak. Namun, dia juga memetakan lokasi yang diincar. Modus jasa ekspedisi, misalnya. Pelaku menghafal nama salah satu anggota keluarga penghuni rumah yang menjadi sasaran. "Maksudnya untuk meyakinkan bahwa memang benar ada yang memesan paketan," jelasnya.
Warga tidak perlu khawatir. Heriyanto meminta masyarakat bersikap dingin ketika menghadapi pelaku. "Bilang saja mau kroscek dulu ke nama yang disebut. Jika perlu, laporkan karena meresahkan," ucap polisi dengan tiga balok di pundak itu. (edi/c10/ai)
BACA JUGA: Niat Baik Ingin Bangun Panti Asuhan Malah Ditipu Rp 1,2 M
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agen Travel Tipu 350 Mahasiswa yang Akan ke Lombok
Redaktur : Tim Redaksi