Ibukota Provinsi Ini Berubah jadi Kota Mati

Selasa, 10 Februari 2015 – 23:03 WIB
Kantor Gubernur Kaltara tidak luput dari banjir. Malam ini, Selasa (10/2), banjir dikabarkan makin meninggi danm memaksa ratusan warga mengungsi. Foto: Khaeruddin Elang Geo/Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com - TANJUNG SELOR - Banjir mengubah ibukota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Kota Tanjung Selor, menjadi kota mati. Malam ini, Selasa (10/2), suasana kota gelap gulita. Sejak pagi tadi, PLN memadamkan aliran listrik seluruh wilayah Tanjung Selor.

"Listrik padam sejak jam 10 pagi tadi setelah ada warga yang tewas kesetrum," kata Efendy, warga Tanjung Selor dihubungi JPNN.com, malam ini.

BACA JUGA: Nekat Bunuh Diri, Alay Dua Kali Lompat dari Gedung Tinggi

Bahkan warga Tanjung Selor kini dihantui kecemasan, mengingat air luapan Sungai Kayan terus meninggi. Menurut keterangan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bulungan, Darmawan, sekitar 200 kepala keluarga (KK) mengungsi di tiga lokasi yang telah disiapkan, yaitu Gedung Wanita, gedung perpustakaan, dan sekretariat PMI.

"Jumlah pengungsi itu belum termasuk mereka yang memilih tinggal di tempat keluarganya yang terbebas dari banjir di daerah lain," ujar Darmawan.

BACA JUGA: Banjir Terparah Rendam Tujuh Desa di Peso

Penjabat Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie meminta masyarakat Tanjung Selor maupun wilayah lain yang terendam banjir bersabar dan saling membantu dalam menghadapi bencana.

"Jangan mudah terprovokasi dengan kondisi seperti ini. Banyak berdoa agar tidak terjadi bencana yang lebih besar dan memakan korban jiwa," harap Irianto Lambrie.

BACA JUGA: Cari Ikan, Dapatnya Malah Mortir Aktif

Diberitakan sebelumnya, banjir terparah yang melanda ibukota Kaltara telah memakan korban jiwa. Bukan meninggal karena tenggelam, tapi terkena sengatan listrik. Adalah Muhammad Hambali (42), warga Gang Masjid, Jalan Semangka, Kelurahan Tanjung Selor.

Berdasarkan keterangan dari Ani (29) salah satu saksi kejadian itu mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu, Hambali sedang mengumpulkan barang miliknya untuk diselamatkan, karena rumahnya sudah dimasuki air.

“Tadi dia mencabut kabel TV miliknya dengan kondisi tangan yang basah. Mungkin karena tegangan listrik juga kuat, maka arus listrik langsung menyambar ke tangannya dan seketika istrinya yang sedang menggendong anaknya reflek memegang suaminya. Mungkin ingin membantu tapi kesetrum juga,” kata Ani kepada Radar Tarakan (Grup JPNN.com).

Perawat RSUD Tanjung Selor, Aila mengatakan, nyawa Hambali tidak bisa diselamatkan. Sedangkan anak dan istri korban yang tengah mengandung sempat dalam kondisi tidak sadarkan diri.

“Di sebalah kanan tangan Hambali ada luka, mungkin terkena setrum tadi (kemarin). Kalau anak dan istrinya, mungkin tidak ada apa-apa,” katanya.

Keluarga korban, Rya smengaku syok saat mendapatkan kabar bahwa pamannya terkena kesetrum.

“Tadi, saya sedang menyimpun barang-barang di rumah, tiba-tiba saya mendapat kabar paman saya kesetrum, jadi saya langsung bergegas bersama keluarga saya dari Selimau ke rumah sakit untuk memastikan itu,” kata Rya.(*/iwk/ris/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marah dengan Eks Petinggi PKK, Pj Bupati: Saya Berhak Memecat!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler